Mohon tunggu...
Nyi Ismayawati
Nyi Ismayawati Mohon Tunggu... Buruh - Urip sakmadya

Ngupaya upa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Asmaradahana

13 November 2020   05:53 Diperbarui: 13 November 2020   05:58 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak bunga warna merah depan rumahku. Semua indah walau tak semua harum baunya. Namun satu yang paling kusuka. Entah apa namanya.
Ia begitu lembut menggoda seperti senyummu yang menggelorakan asmara cintaku. Apakah aku jatuh cinta atau sekedar terpana akan wajah merona kala kusapa.

Ingin kupetik bunga ini namun terlalu sayang jika harus layu sebelum kutahu arti senyummu.
Kubiarkan bunga ini tetap mekar memerah seperti bara asmaraku padamu.

Foto sendiri.
Foto sendiri.

Hanya ada satu buah warna merah di halaman rumahku.
Indah dipandang walau tumbuh di antara bebungaan merah jingga.
Inginku kupetik namun kecut terasa sudah seperti keringat keningku yang menetes di sudut bibirku selepas merawat taman bunga ini.

Kau bilang indah pada bunga merahku, namun kau petik jambu air merah yang kau berikan padaku. Laku kau cicipkan pada bibirku dan terasa ngilu. Sengilu diriku kala kau datang ke taman hatiku dengan membawa kekasihmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun