Mohon tunggu...
Khairil Hamdy
Khairil Hamdy Mohon Tunggu... -

A father of 4. A proud grandpa.\r\nMenyukai Matematika, Seni dan membaca berita olahraga dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu Perlu (Belajar) Matematika

30 April 2014   05:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kenaikan harga barang konsumsi sudah tak jadi pembicaraan ramai di media. Semua sibuk dengan berita korupsi dan pemilihan umum. Gaji suami belum naik, tapi ibu-ibu harus berpikir ekstra agar uang belanja bulanan bisa cukup sebulan.

Kaum bapak mungkin tidak menyadari hal itu. Tidak demikian dengan kaum ibu. Kaum ibu dengan cermat mengamati label harga barang di supermarket, sementara kaum bapak sibuk memilih barang-barang yang dibutuhkan untuk keperluan hobinya.

Produsen juga terkadang nakal memanfaatkan ketidakpedulian kita akan berat kemasan. Untuk satu produk tersedia banyak kemasan. Terkadang karena malas menghitung, kaum ibu dengan tanpa pikir panjang mengambil barang yang “terasa” lebih murah. Padahal kalau kita mau sedikit mengerutkan kening untuk menghitung, kita bisa menghemat beberapa ribu untuk satu jenis barang. Kalau kita belanja 20 jenis barang, lalu setiap jenis barang menghemat Rp. 2.000,- saja maka kita dalam sekali belanja bisa menghemat Rp. 40.000,-. Lumayan, kan? Bisa untuk beli bedak.

Contoh paling sederhana adalah minyak goreng. Kalau harga minyak goring merek A berharga Rp.13.000,- per pouch isi 1 liter dan harga kemasan 2 liternya Rp. 24.000,-, maka tentu saja harga minyak goreng dengan kemasan 2 liter lebih murah. Selisih harganya Rp. 2.000,- per dua liternya. Gampang, kan? Terlebih lagi biasanya yang kemasan 2 liter sudah menggunakan kemasan botol plastic, sehingga tidak perlu lagi menyiapkan wadah penyimpanannya. Untuk harga yang kemasan 5 liter tentu lebih murah lagi. Tinggal kalikan saja 5xRp. 13.000,-=Rp. 65.000,-. Kalau harga kemasan 5 liter lebih murah dari Rp. 65.000,-(dan biasanya memang begitu), maka lebih baiklah membeli yang kemasan 5 liter. Itu pun kalau memang kebutuhan akan minyak goreng sampai 5 liter untuk setiap bulannya.

Mudah, kan?

Sekarang kita lihat yang sedikit lebih rumit.

Produsen juga sering memanfaatkan kemalasan kita dalam menghitung yang sedikit rumit. Contohnya susu formula. Dari salah satu situs belanja online, tertera harga susu bayi merek B yang kemasan 400gram seharga Rp. 116.000,- dan yang kemasan merek B seharga Rp. 230.000,-. Bisa kan memilih mana yang lebih murah?

Terkadang ada yang sedikit rumit. Contohnya susu bayi dengan merek C harganya Rp. 82.500,- per 400 gram. Lalu yang kemasan 900 gram dari merek yang sama harganya Rp. 172.000,-.

Kalau menggunakan harga yang kemasan 400 gram maka harga yang kemasan 900 gram seharusnya Rp. 185.625,-. Kok bisa?

Begini cara menghitungnya:

Harga kemasan 900 gram = 900:400xRp. 82.500,- = Rp. 185.625,-

Susah menghitungnya? Manfaatkan handphone. Lho, kok bisa? Di hampir semua handphone ada fungsi kalkulatornya. Manfaatkan itu. Bukankah kalau belanja kita biasanya bawa handphone?

Nah, dari cara ini bisa diketahui bahwa harga yang kemasan 900 gram lebih murah Rp. 13.625,- (Rp. 185.625 – Rp. 172.000,-).

Gampang, kan?

Bekasi, 29 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun