Masih teringat pada akhir tahun 2006 saat mendengar ada SK mutasi. Untuk pertama kalinya aku akan ditempatkan di daerah di luar jawa. Rasa kaget semakin menjadi saat mendengar kalau kantor yang akan di tuju ada di kota benteng kab. Selayar. Duh dimana ya tempatnya??? Pikirku penuh tanya seraya mengetik keyboard komputer untuk searching di ‘om’ google. Tak berapa lama hasil pencarian google pun keluar, ternyata Kota benteng ada di sebuah pulau di Provinsi Sulawesi Selatan yang bernama Pulau Selayar. Dag.. dig.. dug.. ada rasa sedih karena harus meninggalkan pulau jawa, tetapi aku bukanlah satu-satunya yang dipindahkan menuju tempat kerja yang baru. Ada lebih dari 200an orang lulusan prodip yang akan ditempatkan diseluruh kantor daerah yang ada di Indonesia. Ada yang di Masohi, Sangitalaud, Bau-Bau, Watampone, Marisa, Mamuju, dan banyak lagi tempat yang tak kukenal. Wah ternyata nasib kami semua sama, ditempatkan di daerah yang jauh dari sabang sampai merauke, bahkan sampai ada yang terpencil seperti aku ini. Sepertinya hanya 3 atau 4 orang dari angkatan kami yang ditempatkan di jawa, entah apa alasannya.
Tapi, ya sudahlah, tugas harus dijalankan, lagipula jaman sekarang kan susah cari kerjaan. Alhamdulillah masih bisa gajian walaupun jauh dari kampung halaman. Akhirnya pada awal Januari 2007, berangkatlah seorang pemuda yang masih lajang ini menuju tempat yang benar-benar baru, walaupun tak sendirian, karena ternyata ada 2 teman yang juga mengalami takdir yang sama. Berangkat dari Bandara soekarno Hatta dengan diantar teman-teman waktu kuliah dan yang paling spesial adalah pacar yang juga ikut mengantarkan. (teman-teman aku sayang kalian semua, kapan kumpul lagi). Pengalaman naik pesawat menuju bandara Hasanudin Makassar untuk pertama kalinya benar-benar sangat menegangkan walaupun aku mencoba untuk tetap kelihatan tenang. Terlebih saat pesawat mau lepas landas, rasanya benar-benar wow. Tak lama menikmati langit, akupun tertidur. Perjalanan pesawat lebih dari satu jam tidak terasa dan ada perbedaan waktu antara makassar dan Jakarta. Ketika akan mendekati pulau Sulawesi aku terbangun dan memandang ke bawah dari jendela pesawat, rasanya kaget karena melihat keindahan pantai dan gugusan karang yang terlihat sangat menawan dari udara.
Sampai di bandara lalu naik carteran bersama 4 atau 5 orang (sudah agak lupa soalnya) menuju rumah orang tua Ibu kepala seksi waktu masih ngantor di jakarta. Sebelum kami berangkat, ditawari untuk menginap semalam disana (makasih ya Ibu kepala seksi, semoga selalu sehat dan banyak rejeki). Setelah beristirahat dan tidur dengan nyenyak, pada pagi harinya, aku dan temanku menuju terminal Malangkeri untuk naik bus menuju ke selayar. Bus yang digunakan adalah bis yang besar dan ber-ac. Bus berangkat jam 7 pagi WITA, perjalanan pun dimulai dan saya pun agak sedikit syok saat bus sudah meninggalkan kota makassar, karena beberapa jam setelah itu yang mulai terlihat adalah rumah panggung. Selama ini aku hanya melihat rumah panggung di gambar ataupun di layar televisi. Baru kali ini aku melihatnya secara langsung dan nanti aku akan menyaksikan lebih banyak saat sampai di selayar. Bus berhenti di suatu tempat (sudah lupa namanya), disana penumpang dipersilahkan istirahat untuk makan. Ada konro, Coto, ikan bakar, dll yang disajikan sebagai menu. Setelah semua selesai, penumpang kembali ke bus dan perjalanan pun dilanjutkan. Sekitar pukul 14.00 WITA kami sampai dipelabuhan bulukumba untuk naik kapal ferry yang menuju pulau Selayar.
Kaget, untuk pertama kalinya naik kapal laut. Buspun masuk dilambung kapal, ada 2 bus besar termasuk bus yang kutumpangi. Adapula bus kecil yang membawa bawan yang sangat banyak, dan lebih kaget saat melihat motor diikat dibelakang bus. Benar-benar pertama kali melihatnya. Di kapal juga banyak penumpang yang membawa motor dan mobil pribadi. Saat semuanya sudah penuh dan sauh sudah diangkat, kapalpun berangkat. Harapanku aku tidak mabuk laut dan rupanya harapan itu terkabul. Aku mencoba menikmati perjalanan selama kurang lebih 2 - 3 jam itu dengan memandangi laut. Subhanallah, ternyata laut itu sangat indah. Ada beberapa pulau kecil yang dilewati seperti Pulau kambing salah satunya sebelum akhirnya sampai di dermaga Pulau Selayar. Di dermaga, bus kecil-besar, motor dan mobil pribadi pun keluar untuk selanjutnya meneruskan perjalanan. Ternyata kota selayar masih harus ditempuh sekitar 2 jam dengan bus. Aroma kaget masih belum hilang, karena kini yang terlihat di Pulau selayar adalah tanah berbatu. Rupanya selayar adalah pulau berbatu dan di sepanjang jalan nampak banyak rumah panggung. Jadi penasaran seperti apakah kotanya.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H