Mohon tunggu...
Khussy
Khussy Mohon Tunggu... pegawai negeri -

tidak ada yang kebetulan di dunia ini. semuanya terjadi dan tertulis dalam skenario-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pak Tifatul, Yang Ini Sama Berbahayanya dengan Konten Porno.

23 Januari 2011   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:16 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295772669117232031

[caption id="attachment_85226" align="aligncenter" width="300" caption="sms jebakan yang saya terima, kalau yang menerima anak-anak pasti kebanyakan langsung direspon"][/caption]

Lebih baik tidak usah punya handphone kata seorang teman mungkin saat ini ada benarnya.

Saya sering menerima pasien dari teman-teman kantor yang mengeluh pulsanya selalu berkurang dua sampai empat ribu rupiah setiap harinya karena ulah anak-anaknya. Untuk yang berlangganan pasca bayar, biasanya tagihan handphone jadi membengkak.

Semuanya hampir sama, tertipu pesan yang dikirimkan oleh operator. Dengan nama pengirim dari operator yang bersangkutan, ini semacam penipuan yang tersamar.

Teman-teman biasanya menjadi korban karena handphone juga dipegang anak mereka. Anak-anak tentu saja tidak memahami kalau semuanya itu menjengkelkan. Ada pesan anda memenangkan hadiah, tolong tekan *XXY*Z# lalu panggil. Si anak langsung menekan deretan angka dan kode yang dimaksud dan dari situlah sebenarnya berawal.

Bahkan ada yang sama sekali kita tidak registrasi tetapi tiba-tiba pulsa sudah tersedot dan sms yang diterima menyatakan kalau kita sudah berlangganan konten tertentu. Parahnya lagi, nama pengirim berubah menjadi nama operator. Aneh.

Negara kita jelas-jelas memerangi perjudian. Penipuan. Pencurian. Pelaku Mama Minta Pulsa sudah ditangkap. Tapi bagaimana dengan Operator Perampok Pulsa?

Apakah karena mendapatkan ijin dari Kementrian Sosial jadi perjudian ini menjadi legal?

Apakah karena ditayangkan di tivi akhirnya tidak ikut diperangi?

Padahal ini jelas-jelas penipuan. Yang pasti mengganggu kenyamanan kita sebagai konsumen dari operator seluler yang bersangkutan.

Coba kita hitung, jika saya tiap hari ada 1% saja dari total pengguna telepon seluler terjebak dalam sms yang dikirim operator ini, berapa uang yang berhasil dikeruk? Saya malas menghitungnya. Yang pasti banyak.

Saya jadi teringat di tivi ada iklan, tekan reg spasi nama artis kirim ke bla bla bla bla, anak teman saya yang ngefans sama si artis langsung melakukan hal yang diperintahkan oleh si presenter yang memang menawan hati.  Atau kirim reg spasi bla bla bla kirim ke bla bla bla, maka anda akan mendapatkan game gratis, wallpaper gratis, lagu gratis, ring back tone gratis dan masih banyak lagi. Bahkan dengan iming-iming hadiah Blackberry.

Walah..... Saya harus jadi tukang nyetop konten di kantor. Jadi saya harus ingat benar, kalau operator A harus begitu cara nyetopnya, kalau operator B harus begini.

Mudah-mudahan Pemerintah segera bertindak. Khususnya Pak Tifatul Sembiring. Pak, ini perjudian, penipuan, pencurian. Sama berbahayanya dengan konten porno kan, Pak?

23012011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun