Mohon tunggu...
Khussy
Khussy Mohon Tunggu... pegawai negeri -

tidak ada yang kebetulan di dunia ini. semuanya terjadi dan tertulis dalam skenario-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guru Galak

2 Desember 2010   12:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12912926271907202832

[caption id="attachment_75807" align="alignleft" width="300" caption="Panggung tempat mereka akur kembali. Yang di atas panggung bukan anak yang dihukum. (doc.pribadi)"][/caption]

Teringat aku pagi ini. Udara yang sejuk dan mentari pagi yang hangat memberiku semangat yang hebat untuk segera menemui murid-murid bandelku.

Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 08.20 tetapi bel otomatis dari komputer kantor belum berteriak bahwa pelajaran harus berganti. Ya, benar. Berteriak. Karena disambungkan dengan kabel ke TOA yang ada di atas pohon serta speaker-speaker yang lumayan besar di tiap kelas. Bel otomatis ini adalah membajak dari salah satu penghuni kost di Kompasiana yaitu Bapak Wawan Supriyadi. Terima kasih pak, belnya bisa mengiringi tiap hari di sekolah kami. :)

Setelah bel berteriak, segera kuambil perangkat mengajar serta buku-buku pelajaran untuk kubawa ke kelas. Seperti biasa setiap pergantian pelajaran, murid-murid selalu ribut. Apalagi ada dua murid yang memang sering sekali tidak bisa diam. Siapa lagi kalau bukan Fleeboy dan Andee. Sedangkan murid-murid yang lain walaupun sering ramai tetapi tidak seheboh dua anak ini.

Setelah menjelaskan materi pelajaran untuk hari ini, kuminta anak-anak mencoba untuk mengerjakan soal latihan yang ada di buku LKS. Tetapi tiba-tiba saja ada seseorang mengetuk pintu, ternyata Staf Tata Usaha di sekolah kami yang memintaku ke kantor karena ada sesuatu yang perlu ditanda tangani. Setelah pamit kepada anak-anak aku segera meninggalkan ruang kelas.

Aku meninggalkan ruangan tidak lebih dari 5 menit. Tetapi dalam waktu sependek itu ternyata ada kekacauan di kelas. Fleeboy dan Andee hampir berkelahi. Hal ini kuketahui setelah aku kembali ke kelas.

Kupanggil mereka berdua. Mereka saling menyalahkan. Si Fleeboy mengatai di Andee sebagai Lumba-lumba Panuan, sedangkan si Andee mengatai si Fleeboy sebagai Gorila berkutu. Tentu saja aku heran, kedua anak ini memang tidak pernah bisa diam. Akhirnya kuminta mereka mengerjakan soal latihan di halaman depan kelas yang menyerupai panggung pertunjukan. Mereka protes. Tapi aku bersikeras menyuruh mereka keluar.

Waktu berlalu, sesekali aku melirik ke luar kelas. Lambat laun mereka berdua saling berbicara. Saling meminjam alat tulis. Akhirnya terlihat bercanda. Padahal tadi waktu di dalam kelas mereka bersitegang. Melihat hal ini, aku meminta ketua kelas untuk memanggil mereka untuk masuk ke kelas.

Mereka kuminta berdiri di dekatku di depan kelas. Kutanya mereka satu persatu. Tau tidak apa maksudku menyuruh mereka mengerjakan di luar kelas dan harus di panggung. Mereka menjawab bahwa untuk mengerjakan soal latihan. Aku menjawab bukan. Karena memang bukan itu maksudku. Aku bertanya lagitetapi mereka tidak bisa memberikan alasan yang tepat. Yang mereka tahu, aku guru yang keras dan galak. Yang suka sekali menghukum mereka mengerjakan soal latihan lima sampai sepuluh kali. Bukan tanpa alasan. Daripada memberikan hukuman fisik, aku lebih suka melakukan ini. Karena dengan begini otomatis mereka akan membaca dan sedikit-sedikit pasti ada yang menempel di otak mereka.

Akhirnya kuberi tahu. Maksudku menyuruh mereka keluar kelas adalah agar mereka akur. Terbukti mereka sudah akur. Aku memberitahu juga, kalau kondisinya mereka hanya berdua, mau tidak mau harus bertegur sapa. Entah itu untuk bertanya sesuatu ataupun meminjam sesuatu. Kita hidup tidak boleh egois. Setelah itu kuminta pekerjaan mereka. Mereka sudah menyelesaikannya. Akhirnya kuminta mereka kembali ke tempat duduk masing-masing yang memang sebangku.

Akhirnya bel berbunyi. Kuakhiri pelajaran di kelas itu dengan meminta mereka mengumpulkan pekerjaannya.

Ah... Hari yang indah. Dan ini akan berakhir seminggu lagi.

02122010

*terinspirasi kejadian pagi ini*

Mohon maaf buat Herry F dan Andee M karena namanya aku comot di sini. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun