[caption id="attachment_169734" align="aligncenter" width="640" caption="spasticchair.blogspot.com"][/caption] Saat berhenti di lampu merah, tidak sengaja saya memperhatikan motor di depan saya. Pada tebeng roda belakangnya ada stiker bertuliskan: "HARI GINI MASIH PAKAI GIGI" Bisa ditebak, stiker itu menempel pada motor matic. Tiba-tiba saja melintas di kepala saya, bikin stiker tandingan: "HARI GINI GA PUNYA GIGI, OMPONG DONG!" Hahahaha... Bukan apa-apa, tapi karena saya memang benci motor matic. Gara-garanya saat kakek saya jadi korban tabrak lari motor matic hingga harus dioperasi di tiga tempat dengan jumlah pen 29 buah. Sebagian pengguna motor matic sering mengendarai motor ugal-ugalan. Saat di jalanan sering kencang. Begitu lampu merah berubah hijau, gas ditarik kencang-kencang agar melesat. Pengguna motor ini kebanyakan anak-anak muda. Walau banyak juga yang berumur tua. Sejauh yang saya amati (hehehehe... sok jadi pengamat) dan cerita dari teman pengguna motor matic, ada sebagian pengguna motor matic yang tidak bisa mengendarai motor biasa (yang ada gigi). Begitu juga sebaliknya, orang yang terbiasa naik motor yang bergigi akan merasa kagok jika mengendarai motor matic untuk pertama kalinya. Apalagi saat ngerem mendadak. Biasa kaki yang bekerja jadi kelabakan karena rem ada di tangan. Menurut saya, motor matic lebih susah dikendalikan daripada motor bergigi. Banyak kecelakaan di jalan yang melibatkan motor matic. Saya pernah juga terjatuh saat ingin berhenti karena bingung harus ngerem gimana. Padahal saya tidak kencang, kecepatan hanya sepuluh kilometer per jam. Maklum di jalan kampung, masih saja jatuh. Tiga hari yang lalu di Balikpapan juga ada kecelakaan. Anak dari teman kerja harus meregang nyawa karena motor matic yang dikendarainya tidak bisa dikendalikan saat melaju di jalan menurun. Motor saat di-rem malah oleng dan menghantam mobil di depannya. Ada juga kejadian waktu di Sarangan, Magetan. Motor matic juga. Jalan dari Tawang Mangu ke arah Sarangan memang menurun tajam. Jika mengendarai motor bergigi, kita tidak perlu menginjak rem terlalu dalam, cukup pindahkan gigi ke gigi satu. Aman. Tetapi motor matic waktu itu menukik tajam dan menghantam batu di tikungan. Kejadian yang paling menyedihkan adalah ketika anak dari saudara menjadi korban. Anak perempuan satu-satunya terjatuh dari motor matic. Saat itu, dia dijemput temannya untuk berangkat les. Melewati jalan kampung terkadang ada polisi tidur. Karena polisi tidur terlalu tinggi, motor saat di rem tiba-tiba rodanya berbelok arah dan jatuh. Anak saudara saya ini dibonceng temannya, jadi dia posisi di belakang. Saat terjatuh, kepalanya menghantam polisi tidur. Sekilas tidak ada luka di kepalanya. Tetapi saat sampai di rumah sakit, ternyata ada darah menggumpal di kepalanya akibat terantuk polisi tidur. Nyawanya tidak bisa diselamatkan. Cerita di atas bukan untuk menurunkan minat terhadap motor matic. Hanya saran saja, jika anda belum mahir naik motor, berhati-hatilah. Lebih baik belajar naik motor bergigi saja. Lebih bisa dikendalikan. Walau bagaimanapun, halangan tidak bisa dihindari. Tetapi berhati-hati itu lebih penting. Seperti stiker tandingan saya, "HARI GINI GA PUNYA GIGI, OMPONG DONG!" Selamat Pagi semua. Selamat beraktifitas.
20032012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H