[caption id="attachment_76045" align="alignleft" width="300" caption="thesituationist.wordpress.com"][/caption] Petang ini tidak begitu dingin. Tetapi Desa Rangkat terlihat sepi. Entah penduduknya pada pergi ke mana. Mungkin mereka kecapekan setelah seharian melakukan aktivitas yang padat.
Di dekat pos Hansip ada Warnet milik Nyimas Herda. Rumah kontrakanku (milik juragan kelapa sawit pak Aslan Z) ada di samping warnet. Jadi segala aktivitas di warnet setidaknya bisa sedikit terlihat.
Ah sepi. Kuputuskan untuk ikut ngenet di sana. Kalau sepi begini loading biasanya cepat. Kulangkahkan kaki ke sana sambil membawa secangkir kopi dan Intip Ketan yang masih hangat. Nyimas protes, tidak boleh membawa makanan di meja komputer. Tapi aku berjanji untuk hati-hati. Maklum lapar. Apa Nyimas mau kalau aku nanti pingsan ngenet gara-gara kelaparan? hahahahaha...
Hanya ada aku, Uleng yang serius di depan komputer ujung ruangan dan Mr. Joe si antagonis yang seakan tidak terganggu oleh apapun serta Relly yang sibuk sendiri.
Tak berapa lama terlihat Juragan Rawa berjalan menuju ke warnet. Mungkin akan online juga. Juragan memang senang sekali berlama-lama di warnet. Untuk sekedar posting tulisan ataupun chatting.
Entah mengapa Juragan memilih komputer dekat server. Tidak biasanya. Nyimas sendiri yang menjaga warnet petang itu. Sepertinya Juragan hendak mengadakan pembicaraan serius dengan Nyimas.
Juragan yang kesepian mungkin memang butuh seseorang untuk diajak curhat. Apalagi Nyimas yang masih terlihat rupawan tidak kalah jika dibandingkan penghuni rangkat lainnya membuat Juragan Rawa ketir-ketir. Gimana tidak, Juragan bisa sedekat ini dengan Nyimas tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan untuk melancarkan rayuan.
Diawali dengan tanya ini itu, ujung-ujungnya Nyimas kelihatan ngambek. Gimana tidak, Juragan menanyakan wanita lain pada Nyimas. Hati Nyimas yang tadi mulai berbunga-bunga jadi sedikit layu. Tetapi Juragan Rawa cepat-cepat meralat ucapannya.
Relly yang sudah menyelesaikan hajatnya di komputer deket Uleng menyelinap pergi diam-diam. Dia menitipkan uangnya pada Uleng karena tidak mau mengusik Juragan dan Nyimas. Pengertian juga nih anak. hehehe...
Nyimas menyadarinya dan bertanya pada Uleng. Uleng yang masih berkutat dengan komputer di depannya hanya mengangguk.
Juragan kembali meneruskan aksinya. Matanya tidak lepas dari Nyimas. Mungkin ini yang dinamakan cinta di awal senja. Entah kenapa tiba-tiba dia begitu terpesona dan baru menyadarinya. “Nyimas cantik banget”, Juragan sudah tidak bisa lagi menyimpan perasaannya. Aku yang mendengarnya senyum-senyum sendiri. Wah... Bakal ada rayuan gombal nih. :D Tiba-tiba dia tersipu malu karena Alfiboy tiba-tiba menerobos masuk ke dalam warnet. Alfiboy yang mencoba menyapa seakan tidak dipedulikan. Mereka berdua asyik bercengkrama.Bahkan Juragan sempat menyanyikan lagu walau pelan sekali.
Pembicaraan mulai serius. Nyimas menanyakan asal Juragan. Wah sepertinya bakalan ada cerita baru juga. Juragan yang asli Rawas Sumatera Selatan ini semakin bersemangat. Sepertinya lampu hijau sudah mulai menyala. Juragan lalu bercerita bahwa ia lahir di 16 Ilir, terus dibawa bapak ke Rawas, terus ke Jambi, terus ke Pekanbaru trus di Malaysia dan Jakarta terus pulang pergi Jakarta-Pekanbaru (terus... terus... nabrak dong...)
Ternyata Juragan sudah 15 tahun tidak balik ke Palembang, cuma setiap tahun ke Linggau, dan dia kangen mau ke Palembang.
Lalu Juragan menawarkan diri untuk mengajak Nyimas awal tahun ini ke Palembang. Pulang kampung sekalian mengenalkan Nyimas pada saudara-saudaranya. Nah lho.... Juragan ternyata serius. :)
Nyimas mengangguk pelan. Ternyata Nyimas juga mengajak Juragan untuk ke daerah seberang Ulu II, tahu kan? Sebelum Plaju tapi bukan Kertapati. Nyimas ternyata pernah 2 bulan di Linggau Tanah Periuk untuk KKN.
Juragan senang bukan kepalang. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Juragan minta Nyimas mendoakan supaya rejeki melimpah dan bisa segera menunaikan niat tulus itu. Akhirnya Juragan undur diri. Komputer yang tadi ditempati hanya jadi saksi bisu mereka berdua.
Aku yang dari tadi menyimak (bukan nguping hehehehe) langsung beranjak mendekat Nyimas sambil membayar sewa online setelah Juragan pergi. “Suit suit, dari tadi Juragan mojok sama Nyimas ya?”
Uleng yang sudah selesai juga ikut nimbrung. “Ehem ehem”, dia ikut menggoda Nyimas. Nyimas yang sedang berbunga-bunga wajahnya jadi tersipu. Entah darimana datangnya Refo tiba-tiba muncul juga. Dia ikut-ikutan menggoda Nyimas. Nyimas jadi semakin salah tingkah.
Wahhh..... Bakal ada cerita cinta baru nih di Desa Rangkat.
03122010
#terima kasih Uleng and Refo udah ngomporin tuk bikin cerpen. berhasil berhasil.... :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H