Masa pandemi Covid-19 menjadi pengalaman suram bagi seluruh masyarakat Indonesia. Virus tersebut merenggut banyak korban jiwa hingga menyebabkan masyarakat selalu hidup dalam ketakutan. Perubahan pola perilakupun terjadi pada masyarakat Indonesia dari yang awalnya selalu tolong-menolong menjadi berjarak seolah terdapat dinding pembatas. Masyarakat menjadi takut berinteraksi dan saling tolong, karena ketakutan akan tertular virus. Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna mencegah penyebaran virus, mulai dari diadakannya PPKM, PSBB, pemberlakuan pembelajaran online, vaksinasi, dan berbagai peraturan seperti, menjaga jarak, mencuci tangan, dan kewajiban memakai masker. Ketakutan masyarakat ditambah dengan ketidakpastian aturan pemerintah yang berubah-ubah dan masifnya penyebaran berita hoax di tengah masyarakat melalui media sosial. Ditengah hidup yang tidak pasti tersebut, masyarakat hanya bisa melakukan hal yang terbaik bagi dirinya. Mereka hanya bisa menyesuaikan diri dalam keadaan yang tidak pasti tersebut. Kasus ini mencerminkan teori modernitas cair karena keadaan pandemi Covid-19 menggambarkan ketidakpastian yang terjadi di kehidupan modern saat ini.Â
Saya mengenal teori Liquid Modernity Zygmunt Baumandari skripsi yang berjudul Konsumerisme Anak Muda dalam Budaya Nongkrong. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa modernitas cair merupakan gambaran kehidupan yang cair (liquid life). Modernitas cair menggambarkan ketidakpastian kehidupan dan perubahan. Tindakan dan perubahan berlangsung secara cepat, sehingga tidak dapat memunculkan kegiatan rutin. Sesuatu yang rutin, pola, dan tradisi akan terus berubah secara tidak sadar.Â
Dalam pemahaman saya modernitas cair menjadi gambaran situasi yang tidak pasti dalam kehidupan. Kata " modernitas cair" ibarat seperti air yang tidak memiliki bentuk dan mudah berubah-ubah. Sama halnya dengan kehidupan modern saat ini, dimana manusia hidup dalam ketidakpastian. Hal tersebut tercermin dalam kasus diatas. Kehidupan di masa pandemi Covid-19 mencerminkan ketidakpastian dalam kehidupan sosial masyarakat, diantaranya banyak tersebar berita hoax, peraturan pemerintah yang berubah-ubah, dan ketidakpastian sikap masyarakat. Masyarakat biasanya saling tolong menolong dan memiliki rasa solidaritas tinggi. Namun kehadiran pandemi memunculkan dinding pembatas pada mereka, sehingga rasa solidaritas mereka menjadi pudar. Selain itu juga tidak ada yang tahu kapan pandemi akan berakhir. Masyarakat hanya bisa melakukan penyesuaian dan melakukan semua hal yang mereka bisa untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Teori modernitas cair dicetuskan oleh seorang teoretis kritis dan sosiolog bernama Zygmunt Bauman. Ia lahir pada tanggal 19 November 1925 di Pozna Polandi. Bauman menjadi tokoh sosiologi yang berpengaruh di Eropa. Ia melalui tiga masa peradaban di kehidupannya, yaitu holokaus, modernisme dan postmodernisme. Pada tahun 1986, Bauman mendapat gelar professor sosiologi dari Universitas Warsawa Polandia. Tidak lama kemudian Bauman dipecat dari jabatannya, karena identitas ayahnya sebagai penganut zionis. Kemudian ia dan keluarganya pindah ke Leeds Inggris. Kemudian Bauman menjadi staf pengajar di Universitas Tel Aviv Israel hingga pada akhirnya ia menjadi guru besar di Universitas Leed Inggris.
Referensi:Â
Susanto, A., Wahyuni., Mirawati., Muharram, B., Asdar., Taufiq, M., . . . Sakti. (2020). Biografi Tokoh-Tokoh Sosiologi Klasik Sampai Postmodern. Parepare: IAIN Parepare Nusantara Press.
Putri, Z. F. 2020. Konsumerisme Anak Muda dalam Budaya Nongkrong. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H