Mohon tunggu...
Khusnul Pusparini
Khusnul Pusparini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif S1 PGSD UNS yang hobi membaca berita kemudian belajar untuk menulis sebuah artikel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lebih Berbahaya dari Rokok? Seberapa Bahaya Gula hingga Mematikan

3 November 2024   19:25 Diperbarui: 3 November 2024   20:17 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/1444733/ancaman-di-balik-sensasi-manis/sumber gambar

   

      Sebagai salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, gula pada dasarnya adalah karbohidrat yang sebenarnya banyak kita jumpai di nasi, kentang, dan bahkan pada buah-buahan. Jadi, gula itu tidak semata-mata adalah gula pasir saja melainkan karbohidrat yang didapatkan dari mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu. Karbohidrat itu kemudian dipecah menjadi glukosa sehingga dapat dialirkan ke setiap sel di seluruh tubuh manusia. Glukosa tersebut dapat memberikan energi pada tubuh manusia namun jika kita mengkonsumsi gula secara berlebih akan memunculkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, darah tinggi, stroke, gigi berlubang, dan yang paling parah adalah kematian.

    Lantas mengapa meski gula itu berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan tetap saja masih banyak orang gemar mengkonsumsinya?. Perasaan bahagia yang didapatkan setelah mengkonsumsi gula yang manis menjadi salah satu faktor terbesar mengapa seseorang sangat suka untuk mengkonsumsi gula. Namun, sebenarnya tubuh bisa saja hidup tanpa kebanyakan makan makanan yang manis. Es teh atau es boba yang seringkali kita jumpai di rumah makan sebagai minuman merupakan salah satu bentuk berlebihan dalam mengkonsumsi gula, mengapa demikian? karena hal itu sebenarnya sama saja dengan mengkonsumsi gula dua kali lipat lebih banyak. Di samping itu, banyaknya makanan dan minuman kemasan yang tinggi gula dijual dipasaran dengan harga yang murah dan mudah untuk kita jumpai.

Inphttps://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20191016161031-33-107510/ternyata-minuman-manis-lebih-bahaya-dibanding-rokok
Inphttps://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20191016161031-33-107510/ternyata-minuman-manis-lebih-bahaya-dibanding-rokok

    Singapura berhasil menjadi negara pertama yang melarang iklan minuman dengan kadar gula tinggi guna melawan penyakit diabetes yang membahayakan nyawa manusia. Penyakit diabetes ini adalah salah satu penyakit yang menyebabkan kasus kematian melonjak tinggi di berbagai negara. Cuci darah merupakan alternatif bagi para penderita diabetes kronis di berbagai negara. Di Indonesia akhir-akhir ini penyakit diabetes menjadi topik perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Bukan lagi orang tua yang merasakan sakit karena berlebihan dalam mengkonsumsi gula. Namun, anak kecil sekarang banyak yang merasakan bagaimana tidak enaknya cuci darah setiap minggu. Kebiasaan mereka gemar minum minuman botol dan makan makanan yang tinggi gula menimbulkan munculnya penyakit diabetes.

    Nah, pada dasarnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan penumpukan gula melebihi kebutuhan yang dimiliki oleh tubuh untuk memproduksi hormon insulin. Akibatnya apabila seseorang diperiksa maka akan terindikasi terkena penyakit diabetes. Kelebihan gula pada tubuh tanpa di imbangi aktivitas juga dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi, karena gula yang menumpuk di dalam tubuh akan menjadi lemak sehingga membuat tekanan darah meningkat, sehingga untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh kita perlu memompa lebih berat karena banyaknya lemak yang ada dalam tubuh.

    Lantas, fenomena yang memprihatinkan ini sudah selayaknya pemerintah bekerja sama dengan para industri-industri penghasil gula untuk memperkecil volume pembuatannya. Adapun cara lain seperti mengkonsumsi gula sesuai anjuran WHO yaitu sebanyak 50 gram atau empat sendok makan perharinya, menerapkan sistem pajak bagi industri yang menggunakan gula secara berlebih, melarang iklan makanan dan minuman yang memiliki kandungan gula tinggi serta melarang menjual makanan dan minuman manis di lingkungan sekolah adalah salah satu cara untuk membatasi tingginya angka diabetes pada anak-anak. Memberitahu anak akan bahaya gula juga merupakan salah satu bentuk pencegahan yang cukup efisien untuk dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun