Mohon tunggu...
khusnul khuluq
khusnul khuluq Mohon Tunggu... -

mahasiswi uin maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembentuk Konsep

26 November 2014   22:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:46 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pembentukan Konsep

Berpikir adalah proses yang membentuk representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas, dan kecerdasan.

Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Contohnya, kita semua telah belajar konsep cangkir kopi dengan mengidentifikasi sifat klasiknya (misalnya pegangan) yang membedakan dengan kelas umum lainnya dari cangkir keramik.

Definisi konsep adalah penggaambaran mental, ide, atau proses. Konsep didefinisikan dalam cirri-cirinya. Ciri-ciri yang seperti telah digunakan disini adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain. Dalam pengertiaan ini, deskripsi konseptual mirip dengan proses yang mirip dengan proses yang dibutuhkan dalam deteksi signal, yang mana penerimanya sebagai cirri dari sebuah konsep ditentukan oleh kakunya kriteria. Penentuan criteria adalah seperti menentukan toleransi untuk berapa banyak cirri yang dibutuhkan untuk dapat menjadi bagian kelas objek tertentu.

Asosiasi

Teori yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep adalah prinsip asosiasi- atau asosiasisme. Prinsip memegang ikatan yang akan terbentuk diantara kejadian (atau objek) setiap saat dimunculkan bersama kembali. Reinforcement (penguatan), atau system hadiah, dapat memfasilitasi bentuk dari ikatan. Jadi, prinsip asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1) menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep, dan (2) nonpenguatan (bentuk hubungan) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respon untuk mengidentifikasinya sebagai konsep.

Pengujian Hiipotesis

Tahap awal dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu, prosesnya meliputi pembentukan prioritas. Dalam sebuah eksperimen pembentukan konsep, Brunner dan kolegannya (1956) memperkenalkan konsep seluruh alam semesta (misalnya seluruh variasi jumlah yang mungkin dari demensi atau atribut) kepada partisipan dan mengidentifikasikan suatu hal dari eksemplar konsep yang harus dicapai oleh partisipan.partisipan akan mengambil satu dari hal lain, lalu mengambil hal yang lain dan seterusnya sampai mereka mencapai criteria (identifikasi konsep).

Partisipan strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dan pemusatan, dan masing-masing memiliki subtype:

Pemindaian stimulant, partisipan mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat dipertahankan.

Pemindaian berturut-turuut, partisipan mulai dengan hipotesis tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat menggantinya dengan hipotesis lain berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Pemusatan konservatif, partisipan memformulasikan hipotesis, memilih kejadian positif sebagai focus, dan kemudian membuat urutan penyusunan kembali (tiap kali hanya mengubah satu cirri) dengan memperhatikan cirri yang mana menjadi positif dan negative.

Kemungkinan focus, dikarakteristikan dengan mengganti lebih dari satu ciri dalam waktu yang sama. Walaupun teknik pemusatan konservatif bersifat metodelogis dan sepertinya terdepan untuk sebuah konsep yang sah.

Pemfokusan konservatif menjadi paling efektif (Bourne, 1963) teknik memindai hanya memberikan tingkat kesuksesan marginal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun