Mohon tunggu...
Husnul khotimah
Husnul khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korupsi dan Sekolah

6 Juni 2024   15:55 Diperbarui: 6 Juni 2024   22:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korupsi di sektor pendidikan merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas dan akses pendidikan di berbagai negara. Berbagai bentuk korupsi di sekolah meliputi korupsi dalam pengadaan buku dan pembangunan fasilitas sekolah, nepotisme dalam pengangkatan guru, serta suap untuk mendapatkan nilai baik atau lulus ujian. Semua ini tidak hanya merusak integritas sistem pendidikan, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan dan pemerintah. 

* Pengaruh Korupsi di Sekolah 

Korupsi dalam pendidikan menghambat pencapaian tujuan pendidikan global dan nasional. Misalnya, di Brasil, korupsi dalam subsidi sekolah menyebabkan hilangnya hingga 55% dana yang seharusnya digunakan untuk pendidikan. Di Bosnia dan Herzegovina, suap untuk kelulusan ujian dan penjualan diploma adalah praktik umum yang merusak kualitas pendidikan tinggi. Selain itu, di Niger, pembayaran ilegal untuk masuk sekolah, mendapatkan nilai baik, dan beasiswa adalah hal yang biasa.

* Dampak Korupsi pada Siswa dan Masyarakat 

Korupsi di sekolah mempengaruhi siswa secara langsung dengan mengurangi kualitas pendidikan yang mereka terima. Ketika guru yang tidak berkualifikasi diangkat melalui praktik nepotisme atau suap, siswa tidak mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk sukses. Lebih parah lagi, ketika siswa terbiasa melihat dan mungkin terlibat dalam praktik korupsi, mereka dapat kehilangan rasa moral dan etika yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. 

* Upaya Mengatasi Korupsi di Pendidikan

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi korupsi di sektor pendidikan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan, serta partisipasi masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan program pendidikan, telah terbukti efektif dalam beberapa kasus. Di Argentina, misalnya, pencegahan konflik kepentingan dalam pengadaan buku sekolah berhasil menghemat dana besar yang seharusnya hilang karena korupsi. Di Georgia, ujian masuk universitas yang terpusat dan transparan telah menghilangkan peluang untuk korupsi dalam proses penerimaan mahasiswa. 

* Kesimpulan 

Korupsi di sekolah tidak hanya mengancam kualitas pendidikan, tetapi juga membahayakan masa depan generasi muda. Upaya untuk mengatasi korupsi di sektor ini harus terus ditingkatkan melalui berbagai strategi, termasuk peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun