Implementasi Kurikulum Merdeka yang tengah digalakkan pemerintah menuntut guru untuk terus mengembangkan kompetensinya. Salah satu tantangan yang dihadapi guru adalah dalam mengembangkan modul ajar berdiferensiasi yang terintegrasi dengan teknologi (TPACK).
Hasil wawancara terhadap sejumlah guru alumni PPG Prajabatan menunjukkan adanya kesulitan dalam mengimplementasikan modul ajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa menjadi kendala utama.
"Guru perlu diberikan pendampingan yang intensif untuk dapat mengembangkan modul ajar yang bervariasi dan menarik bagi siswa," ujar Sherly Indah Tri Kurnia S., salah satu guru yang terlibat dalam pengabdian ini.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para tim pengabdian Universitas Negeri Malang menawarkan solusi berupa pendampingan intensif bagi guru. Pendampingan ini akan meliputi:
- Pelatihan: Guru diberikan pelatihan mengenai konsep diferensiasi pembelajaran dan TPACK.
- Praktik: Guru diberikan kesempatan untuk mempraktikkan secara langsung dalam mengembangkan modul ajar.
- Pendampingan berkelanjutan: Guru didampingi secara berkala untuk memastikan keberlanjutan implementasi modul ajar.
Â
"Kami berharap melalui program pendampingan ini, kualitas pembelajaran di sekolah dapat meningkat dan siswa dapat belajar secara lebih efektif dan menyenangkan," ujar Neni Wahyuningtyas, M. Pd, ketua tim peneliti.
Universitas Negeri Malang berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kompetensi guru dalam rangka mewujudkan tujuan Kurikulum Merdeka, yaitu membentuk siswa yang berkarakter, berkemampuan, dan berakhlak mulia.
-Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H