Mohon tunggu...
Khusnul Hasanah
Khusnul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembauran Masyarakat pada Pelaksanaan Pesta Adat Erau Pelas Benua di Kota Bontang

25 Januari 2022   19:31 Diperbarui: 25 Januari 2022   19:37 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Koentjaraningrat (2002) budaya adalah keseluruhan dari pikiran dan karya manusia yang bukan dari akar nalurina, namun dihasilkan dari proses manusia setelah melalui proses belajar.

Sehingga dapat ter-gambar bahwa suatu hal yang dilakukan oleh manusia asalkan melalui proses belajar dapat dinamakan sebagai budaya. Sementara psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari lebih dalam mengenai mental, pikiran, dan perilaku manusia. 

Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki banyak sekali kebudayaan dan tradisi di setiap daerahnya. Salah satunya adalah tradisi kebudayaan Kutai, yaitu Pesta Adat Erau Pelas Benua yang ada di Guntung, Kota Bontang, Kalimantan Timur. Pesta Adat Erau Pelas Benua berasal dari tradisi Keraton Kutai yang sudah ada sejak zaman dahulu. 

Pada awal berdirinya Kota Bontang, masyarakat suku Kutai yang mayoritas tinggal di kelurahan Guntung mengadakan Pesta Adat Erau Pelas Benua untuk melestarikan tradisi dan kepercayaan. 

Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini dikembangkan oleh pemerintah sebagai daya tarik wisata di Kota Bontang. Tradisi ini masih terus dilaksanakan sampai saat ini. Erau Pelas Benua dilaksanakan setahun sekali yang biasanya terselenggara pada pertengahan tahun antara bulan Juli-September. 

Semakin berkembangnya suatu daerah, semakin beragam pula agama dan suku penduduk yang tinggal di sana. Hal ini pula yang terjadi di Kelurahan Guntung, Kota Bontang. Oleh karena itu, masyarakat asli suku Kutai yang mendiami Guntung terlebih dahulu, perlu berbaur dengan penduduk lainnya. 

Pada pelaksanaan Erau Pelas Benua di Guntung ini tidak hanya melibatkan kebudayaan dari suku Kutai saja, melainkan melibatkan kebudayaan dari suku lainnya, contohnya dari suku Jawa dan suku Bugis. Dengan adanya hal ini, dapat terlihat bahwa tradisi Erau Pelas Benua ini diikuti oleh beberapa suku lainnya. 

Sehingga dalam berkomunikasi, panitia dan peserta se-bisa mungkin untuk memakai bahasa yang mudah dipahami satu sama lainnya. Tradisi Erau Pelas Benua yang diadakan oleh pemerintah Kota Bontang membuat sebagian masyarakat Guntung menjadi penggerak dalam pelaksanaan Erau ini. 

Nilai kebersamaan yang terkandung dalam tradisi ini dapat membuat masyarakat Guntung menjadi lebih mengenal satu sama lainnya. Kebersamaan yang dilakukan dapat terlihat saat gotong-royong sebelum acara upacara adat Kutai untuk membersihkan kampung dan tempat acara erau diadakan. 

Nilai-nilai yang terkandung dalam Erau Pelas Benua ini mencerminkan sikap-sikap masyarakat Kutai yang diwariskan turun-menurun oleh kesultanan Kutai. Nilai-nilai baik tersebutlah yang menjadikan tradisi ini harus terus dilestarikan. 

Selain itu, pelestarian budaya ini ditujukan agar anak cucu kita kelak dapat merasakan keseruan Pesta Adat Erau Pelas Benua. Untuk melestarikan budaya, tentu memerlukan generasi muda dalam keikut-sertaan pada tradisi ini. Jadi, hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk terus mengadakan Erau Pelas Benua terutama untuk pemuda suku Kutai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun