Dalam beberapa tahun terakhir, istilah Generasi Strawberi semakin sering digunakan untuk menggambarkan milenial dan Gen Z. Mereka disebut demikian karena dianggap "lembut" dan tidak tahan terhadap tekanan, mirip seperti buah stroberi yang cantik namun mudah memar. Kritikus menilai generasi ini terlalu sensitif, manja, dan cenderung menghindari tantangan yang sulit. Namun, apakah pandangan ini benar-benar adil? Di era digital yang berkembang sangat cepat, justru terlihat bahwa generasi strawberi mampu menunjukkan ketangguhan dengan cara yang berbeda.
Mari kita bahas secara rinci apakah generasi ini benar-benar rapuh atau justru lebih tangguh di era digital.
Apa Itu Generasi Strawberi?
Istilah "Generasi Strawberi" pertama kali muncul di Taiwan pada awal 2000-an untuk menggambarkan anak muda yang dianggap tidak sekuat generasi sebelumnya dalam menghadapi tekanan hidup dan pekerjaan. Orang-orang yang lahir di akhir 1980-an hingga awal 2000-an, atau yang kita kenal sebagai milenial dan Gen Z, dianggap sebagai generasi yang terbiasa dengan kenyamanan, sehingga dinilai kurang siap menghadapi kesulitan.
Namun, stereotip ini sering kali didasarkan pada perbandingan yang tidak sepenuhnya relevan. Setiap generasi menghadapi tantangan yang berbeda sesuai dengan konteks zamannya. Bagi generasi strawberi, mereka tumbuh dalam lingkungan yang dipengaruhi oleh teknologi, perubahan sosial yang cepat, dan masalah global yang berbeda dari tantangan generasi sebelumnya.
Ketangguhan di Era Digital
Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, ketangguhan generasi strawberi mungkin terlihat berbeda. Mereka tidak hidup dalam masa perang atau krisis ekonomi besar seperti generasi baby boomers, tetapi itu bukan berarti mereka tidak menghadapi tantangan yang signifikan. Di era digital, generasi strawberi telah menunjukkan bentuk ketangguhan yang berbeda, terutama dalam hal adaptasi terhadap perubahan yang cepat dan tantangan global yang kompleks.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa generasi strawberi justru tangguh di era digital:
1. Kemampuan Beradaptasi dengan Teknologi
Generasi strawberi tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Mereka bukan hanya konsumen teknologi, tetapi juga inovator yang aktif memanfaatkan kemajuan ini untuk keuntungan mereka. Di era yang serba terhubung, generasi ini mampu beradaptasi dengan cepat terhadap berbagai perubahan teknologi, dari perkembangan internet, media sosial, hingga kecerdasan buatan.
Kemampuan mereka untuk menguasai berbagai alat digital menjadikan generasi ini salah satu yang paling adaptif di dunia kerja modern. Misalnya, mereka mampu mengelola bisnis secara daring, mengembangkan aplikasi, atau menciptakan konten kreatif yang dapat menjangkau audiens global melalui platform seperti YouTube, TikTok, atau Instagram.