Mohon tunggu...
khusnul ashar
khusnul ashar Mohon Tunggu... Editor - ordinary people

Lahir di Lamongan, sekarang tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuan Utama Perguruan Tinggi Adalah Menghasilkan Insan Mulia yang Berilmu

7 Juli 2016   05:31 Diperbarui: 7 Juli 2016   08:12 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini kegalauan masyarakat di Indonesia tidak hanya dipicu oleh kenaikan harga kebutuhan pokok menjeleang lebaran Idul Fitri saja. Para orang tua dengan anak yang baru lulus SMA atau Madrasah Aliyah gelisah dan sibuk menyiapkan putra-putrinya untuk bisa diterima menjadi mahasiswa di perguruan tinggi yang ternama. Dengan pengorbanan biaya puluhan bahkan ratusan juta yang harus dikeluarkan,  orang tua rela melakukannya demi terwujudnya dambaan agar  putra putrinya akan berhasil dalam hidupnya kelak setelah lulus kuliah. Perguruan Tinggi ( PT )  diyakini sebagai  jembatan emas yang bisa menghantarkan putra-putrinya memasuki masa depan yang gemilang. 

Harapan dan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap PT sebenarnya pararel dengan tuntutan pemerintah kepada lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.  Menurut Peraturan Pemerintah  nomor 17 /2010 Pasal 84 mengenai Fungsi dan Tujuan Perguruan Tinggi ( PT ), pada dasarnya perguruan tinggi mempunyai tujuan yang  terdiri atas dua dimensi yaitu yang berkenaan dengan insan peserta didik dan yang berkaitan dengan produk yang dihasilkannya. Berkenaan dengan peserta didiknya, PT mempunyai tujuan membentuk insan yang :1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,  dan berkepribadian luhur; 2. sehat, berilmu, dan cakap;3. kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan berjiwa wirausaha; serta 4. toleran, peka sosial dan lingkungan, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan yang berkaitan dengan produknya, tujuan PT adalah menghasilkan produk-produk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau olahraga yang memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa, negara, umat manusia, dan lingkungan.

Dengan dua dimensi sasaran tujuan diatas, maka PT pada dasarnya harus mempunyai visi-misi yang mampu mengarahkan seluruh unsur-unsur pendukungnya berkinerja dengan baik dalam rangka menghasilkan insan mulia yang bermanfaat bagi kemaslahatan  masyarakat dengan segala dinamikanya. Dengan terpenuhinya harapan masyarakat atas kemanfaatan produk-produk keilmuan PT yang ditangani oleh insan-insan mulia alumninya, pada hakekatnya PT telah menunjukkan kinerja dan mutu yang berkualitas .

Pada hakekatnya masyarakat mengharapkan PT mampu menjadi produsen insan-insan berakhlaq mulia dan bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitarnya sesuai dengan ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang diperolehnya selama menjadi peserta didik. Dengan demikian semua ilmu pengetahuan dan karakter yang terbentuk selama melalui proses pembelajaran di PT harus sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang.

Pembentukan Karakter Insan Mulia.

Dari temuan dan hasil riset di perguruan tingi selama ini, nampak bahwa PT telah menunjukkan bukti kemampuannya sebagai lembaga pengembagan ilmu dan teknologi. Munculnya prototype mobil listrik di beberapa PT, dikembangkannya kit pedekteksi penyakit yg lebih cepat dan murah, serta ditemukannya varietas unggul tanaman pangan dan hortikultura di beberapa PT meyakinkan kita bahwa PT di Indonesia mempunyai kemampuan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Dari fenomena ini nampaknya separo dari tujuan utama PT bisa terpenuhi. Bagaimana dengan tujuan PT yang harus menghasilkan insan berwatak mulia ?

Pertanyaan ini nampaknya belum dijawab oleh PT secara serius. Belum nampak upaya yang sungguh-sungguh diselenggarakan PT di Indonesia dalam upaya membangun karakter peserta didik. Beberapa PT memang telah mempunyai program pendidikan karakter dan bahkan ada yang bekerjasama dengan lembaga lain menyelenggarakan sesi-sesi pelatihan character-building, namun sifatnya masih sporadis dan hasilnya masih belum jelas. Kemerosotan akhlaq mahasiswa justru cenderung semakin nampak dengan jelas. Pembunuhan dosen oleh mahasiswa bimbingannya, keterlibatan mahasiswa dengan narkoba, prostitusi dan plagiasi ditengarai hanya merupakan fenomena permukaan gunung es belaka. Masih banyak kasus degradasi moral mahasiswa yang tidak terungkap di media massa.

Peranan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ( BAN-PT ).

 BAN-PT adalah lembaga resmi di republik ini yang mempunyai kewenangan menilai kualitas dan kinerja seluruh PT. Lembaga ini sangat disegani oleh PT karena BAN-PT mempunyai kewenangan menentukan peringkat akreditasi PT dan seluruh Program Studi ( PS )  di Indonesia. PS yang dinilai sangat baik akan memperoleh peringkat akreditasi A. PS dengan perolehan akreditasi unggul ini akan memperoleh kepercayaan masyarakat dan jumlah mahasiswa plus dananya akan meningkat. PT atau PS engan akreditasi A, mempunyai hak untuk mengikuti skim-skim pembiayaan yang disediakan pemerintah untuk pengembangan institusi. Namun bila sebuah PT/PS memperoleh peringkat akreditasi C bisa diramalkan PT/PS tersebut akan sulit memperoleh mahasiswa dan pada gilirannya sulit memeperoleh dukungan dana dari masyarakat.

Dengan tingginya ketergantungan PT/PS pada penilaian dan peringkat akreditasi dari BAN-PT, badan ini mempunyai peluang yang besar untuk ikut serta mendorong PT mengupayakan dengan sungguh-sungguh tercapainya sasaran menghasilkan lulusan yang berwatak mulia. Secara teknis,  sudah waktunya BAN-PT melakukan revisi terhadap isi dari standar penilaian yang digunakan sebagai instrumen penilaian PS mengingat program studi adalah garda terdepan dari sistem pendidikan tinggi di sebuah Universitas/Sekolah Tinggi.

Pada unsur mahasiswa, untuk menilai prestasi dan reputasi akademik, bakat dan minat mahasiswa, selama ini tinggi rendahnya skor nilai BAN-PT didasarkan pada level lokal atau nasional. Reputasi mahasiswa akan lebih bermakna bila dilengkapi dengan penilaian terhadap prestasi mahasiswa dalam membantu lingkungannya sesuai dengan minat – bakat mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya dalam bidang olahraga/seni, prestasi mahasiswa seyogyanya tidak hanya dinilai dari prestasi individu semata di tingkat lokal/nasional, namun juga dinilai sejauh mana yang bersangkutan telah berhasil membangkitkan minat lingkungannya pada kegiatan olehraga/seni yang menjadi keunggulannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun