Mohon tunggu...
khusnul ashar
khusnul ashar Mohon Tunggu... Editor - ordinary people

Lahir di Lamongan, sekarang tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kesejahteraan Keluarga ASEAN : Indonesia Berlari Atau Tertinggal di Era Prabowo ?

17 Desember 2024   06:01 Diperbarui: 17 Desember 2024   06:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertanyaan mengenai kesejahteraan keluarga di Indonesia bukan hal baru, tetapi di era kepemimpinan Prabowo Subianto yang akan datang, topik ini semakin krusial. Mengingat tantangan ekonomi global dan persaingan ketat antar negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, mampukah keluarga Indonesia menikmati kesejahteraan yang setara dengan negara-negara tetangga? Atau justru kita akan tertinggal dalam perlombaan ini?
Kesejahteraan: Apa yang Kita Maksud?
Sebelum membandingkan, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan kesejahteraan keluarga. Indikatornya mencakup pendapatan rumah tangga, akses pendidikan berkualitas, layanan kesehatan yang terjangkau, lapangan kerja yang layak, serta stabilitas ekonomi secara umum. Selain itu, jaminan sosial, harga kebutuhan pokok, dan kebijakan pemerintah juga memegang peran penting dalam menentukan kesejahteraan keluarga.


Indonesia vs Malaysia: Perbedaan Kebijakan dan Realita
Malaysia telah lama menjadi patokan kesejahteraan di ASEAN. Dengan kebijakan pendidikan yang lebih stabil, tunjangan kesehatan yang memadai, dan infrastruktur yang mendukung ekonomi keluarga, banyak keluarga Malaysia menikmati standar hidup yang lebih tinggi.
Pendidikan dan Infrastruktur
Di Malaysia, akses pendidikan berkualitas tersedia hingga ke pelosok negeri. Infrastruktur pendidikan, termasuk sekolah yang dilengkapi teknologi modern, membantu memastikan kualitas pendidikan yang merata. Di sisi lain, banyak keluarga di Indonesia, terutama di daerah terpencil, masih menghadapi keterbatasan akses sekolah. Meskipun anggaran pendidikan Indonesia mencapai 20% APBN, hasilnya belum merata secara nasional. Prabowo perlu memastikan peningkatan kualitas pendidikan melalui pemerataan infrastruktur, peningkatan kualitas guru, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Kesehatan dan Jaminan Sosial
Dalam sektor kesehatan, Malaysia memiliki sistem kesehatan yang efisien dengan subsidi yang memastikan layanan kesehatan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Sementara itu, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia masih menghadapi tantangan seperti antrian panjang, fasilitas yang tidak memadai, dan distribusi tenaga medis yang tidak merata. Di era Prabowo, kebijakan reformasi JKN dan penguatan layanan kesehatan di daerah terpencil sangat penting untuk mendekati standar kesejahteraan Malaysia.
Keunggulan Indonesia:
*Jumlah Tenaga Kerja Muda yang Melimpah: Indonesia memiliki bonus demografi dengan populasi usia produktif yang besar. Potensi ini, jika dimanfaatkan dengan baik melalui pelatihan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja, bisa menjadi keunggulan besar dibandingkan Malaysia yang menghadapi tantangan populasi menua.
*Sumber Daya Alam yang Melimpah: Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam seperti minyak, gas, batubara, dan hasil bumi lainnya yang lebih beragam dibandingkan Malaysia. Dengan pengelolaan yang baik, sumber daya ini bisa mendukung kesejahteraan jangka panjang.


Thailand: Mengungguli Indonesia dalam Stabilitas Ekonomi
Thailand dikenal dengan stabilitas ekonominya yang mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM).
Dukungan untuk UKM dan Lapangan Kerja
UKM di Thailand mendapatkan dukungan berupa akses mudah terhadap pembiayaan, pelatihan, dan jaringan pasar. Hal ini membantu keluarga membangun penghasilan yang stabil. Sebaliknya, meskipun program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Indonesia cukup populer, masih banyak hambatan birokrasi dan ketimpangan akses yang dialami pengusaha kecil. Di bawah Prabowo, kebijakan yang mempermudah akses kredit, memperkuat infrastruktur digital, dan meningkatkan kapasitas pelatihan akan mendukung kesejahteraan keluarga melalui pertumbuhan UKM.
Stabilitas Harga dan Kebutuhan Pokok
Thailand juga memiliki kebijakan stabilisasi harga kebutuhan pokok yang efektif. Pemerintah memastikan harga pangan, energi, dan transportasi tetap terjangkau. Di Indonesia, fluktuasi harga kebutuhan pokok masih menjadi masalah besar. Kebijakan stabilisasi harga yang konsisten perlu menjadi fokus pemerintahan Prabowo agar keluarga Indonesia tidak terbebani oleh kenaikan harga yang tiba-tiba.
Keunggulan Indonesia:
*Ekonomi Digital yang Berkembang Pesat: Indonesia adalah salah satu pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dengan jumlah pengguna internet dan penetrasi teknologi yang tinggi, sektor ini dapat memberikan peluang besar bagi keluarga untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha berbasis digital.
*Kekayaan Budaya dan Pariwisata: Pariwisata Indonesia memiliki potensi luar biasa dengan keragaman budaya dan alam. Jika infrastruktur pariwisata terus dikembangkan, sektor ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga.

Filipina: Menghadapi Tantangan Serupa
Filipina memiliki tantangan ketimpangan pendapatan dan tingginya angka pekerja informal seperti Indonesia. Namun, ada beberapa aspek di mana Filipina lebih unggul.
Remittances dan Pekerja Migran
Pendapatan dari pekerja migran di luar negeri menjadi salah satu penopang kesejahteraan keluarga Filipina. Remittances memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Indonesia juga memiliki banyak pekerja migran, tetapi perlindungan hukum dan optimalisasi remittances masih perlu diperbaiki. Kebijakan perlindungan tenaga kerja migran dan peningkatan akses remitansi digital dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di Indonesia.
Keunggulan Indonesia:
*Kemandirian Ekonomi dan Diversifikasi Sektor: Indonesia memiliki ekonomi yang lebih beragam dibandingkan Filipina, dengan kontribusi dari sektor manufaktur, pertanian, pariwisata, dan teknologi. Diversifikasi ini membuat Indonesia lebih tahan terhadap guncangan ekonomi global.
*Infrastruktur yang Terus Berkembang: Program pembangunan infrastruktur besar-besaran seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan memberikan keunggulan bagi Indonesia untuk mempercepat konektivitas dan distribusi ekonomi.


Tantangan dan Harapan di Era Prabowo
Era Prabowo membawa harapan sekaligus tantangan besar. Dengan visi "Indonesia Emas 2045", fokus pada pembangunan infrastruktur, dan penguatan ekonomi berbasis teknologi, ada potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Namun, untuk benar-benar berlari bersama atau bahkan melampaui negara-negara ASEAN lainnya, Prabowo harus fokus pada beberapa hal berikut:
1.Pemerataan Akses Pendidikan dan Kesehatan:
oPastikan keluarga di pedesaan memiliki akses yang sama dengan di perkotaan.
oBangun lebih banyak fasilitas pendidikan dan kesehatan yang berkualitas di daerah tertinggal.
2.Dukungan untuk UKM:
oPermudah akses permodalan, kurangi hambatan birokrasi, dan tingkatkan pelatihan keterampilan.
oPerluas akses pasar melalui digitalisasi dan teknologi.
3.Perlindungan Tenaga Kerja Migran:
oBuat kebijakan yang memastikan hak, perlindungan, dan kesejahteraan pekerja migran.
oOptimalkan pendapatan remitansi melalui kebijakan yang mendukung transfer uang yang efisien dan murah.
4.Jaminan Sosial yang Efektif:
oPerkuat program jaring pengaman sosial untuk menjangkau keluarga rentan.
oPastikan subsidi kebutuhan pokok dan layanan publik berjalan efektif.


Indonesia Berlari atau Tertinggal?
Kesejahteraan keluarga Indonesia di era Prabowo akan bergantung pada keberanian dan konsistensi kebijakan yang pro-rakyat. Dengan langkah yang tepat, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dan berlari bersama Malaysia, Thailand, dan Filipina. Namun, jika tantangan struktural seperti korupsi, ketimpangan, dan birokrasi tak kunjung diatasi, bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali tertinggal dalam perlombaan kesejahteraan di ASEAN.
Apakah Indonesia siap berlari lebih kencang di era Prabowo? Hanya waktu dan kebijakan nyata yang bisa menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun