Mohon tunggu...
khusnul ashar
khusnul ashar Mohon Tunggu... Editor - ordinary people

Lahir di Lamongan, sekarang tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Masa Remaja Lenyap Setelah Menikah?

14 Juni 2023   05:22 Diperbarui: 14 Juni 2023   05:38 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Masa remaja adalah fase kehidupan yang penuh dengan harapan, impian, dan ambisi. Selama masa ini, kita sering kali membangun mimpi tentang apa yang ingin kita capai di masa depan. Namun, dalam beberapa kasus, mimpi-mimpi ini bisa terguncang dan bahkan lenyap setelah menikah. Perkawinan adalah peristiwa yang mengubah kehidupan seseorang secara signifikan, dan terkadang, perubahan ini dapat menghancurkan impian masa remaja.

Ketika seseorang memasuki masa remaja, imajinasi mereka seringkali melayang jauh ke masa depan. Mereka bermimpi tentang karier yang sukses, perjalanan petualangan di seluruh dunia, atau bahkan menjalani kehidupan yang ideal dengan pasangan yang dicintai. Namun, ketika seseorang menikah, prioritas hidup berubah. Tanggung jawab baru sebagai pasangan dan, kemudian, sebagai orang tua, sering kali mengambil alih kehidupan yang sebelumnya bebas dan penuh dengan potensi.

Salah satu mimpi yang seringkali lenyap setelah menikah adalah mengejar karier yang diidamkan. Banyak remaja bermimpi menjadi model, artis, reporter atau bekerja di perusahaan asing , tetapi ketika mereka menikah, tanggung jawab sebagai pasangan dan kemudian sebagai orang tua seringkali memaksa mereka untuk mengorbankan karier tersebut. Tuntutan waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mengurus keluarga seringkali membuat impian mereka terkubur di bawah tumpukan pekerjaan rumah tangga dan kebutuhan anak-anak.

Selain itu, perjalanan petualangan juga sering kali terlupakan setelah menikah. Masa remaja adalah waktu di mana kita merasa bebas untuk menjelajahi dunia, mengeksplorasi tempat-tempat baru, dan bertemu orang-orang dari berbagai budaya. Namun, setelah menikah, keterbatasan finansial dan tanggung jawab keluarga dapat membuat perjalanan menjadi sulit. Seiring bertambahnya usia, banyak orang menemukan diri mereka terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang melibatkan pekerjaan dan mengurus keluarga, dan mimpi untuk menjelajahi dunia pun menguap.

elain impian-impian individu, mimpi-mimpi dalam hubungan juga dapat terkubur setelah menikah. Banyak orang bermimpi memiliki hubungan yang romantis, penuh gairah, dan penuh perhatian. Namun, kenyataannya, kehidupan pernikahan dapat membawa banyak tantangan dan stres, yang dapat mengaburkan romantisme dan keintiman. Ketika pasangan terlibat dalam rutinitas sehari-hari, tanggung jawab keluarga, dan tekanan kehidupan, mimpi-mimpi romantis masa remaja seringkali pudar.

Meskipun banyak mimpi masa remaja yang lenyap setelah menikah, penting untuk diingat bahwa pernikahan juga membawa banyak kebahagiaan dan kepuasan. Meskipun mimpi-mimpi itu mungkin telah berubah, ada hal-hal baru yang dapat dikejar dan dicapai bersama pasangan dan keluarga. Penting untuk beradaptasi dengan perubahan dan menemukan cara untuk mengejar impian baru yang sesuai dengan kehidupan pernikahan.

Dalam akhirnya, meskipun beberapa mimpi masa remaja mungkin lenyap setelah menikah, pernikahan juga membawa kebahagiaan dan kepuasan dalam bentuk yang baru. Penting bagi individu untuk menghadapi perubahan ini dengan sikap positif dan fleksibel, serta mencari cara untuk mencapai impian baru yang sesuai dengan kehidupan pernikahan mereka. Setiap fase kehidupan memiliki tantangan dan keindahan yang unik, dan dengan kesadaran diri dan komitmen yang kuat, seseorang dapat menciptakan kehidupan yang bermakna dan memuaskan, meskipun impian masa remaja telah lenyap.

Peran Pasangan Hidup.
Dalam menghadapi kenyataan bahwa mimpi-mimpi masa remaja telah berubah atau mungkin lenyap setelah menikah, penting untuk berkomunikasi dengan pasangan secara terbuka dan jujur. Berbagi harapan, impian, dan keinginan satu sama lain dapat membantu membangun pemahaman dan kompromi dalam menjalani kehidupan pernikahan yang memuaskan.

Selain itu, penting juga untuk tetap menjaga koneksi dengan diri sendiri. Menikah tidak berarti harus sepenuhnya mengorbankan identitas pribadi dan impian individual. Menemukan waktu untuk mengejar hobi, minat, atau aspirasi pribadi dapat membantu menjaga semangat dan kepuasan dalam hidup. Mungkin tidak selalu mudah atau sebebas saat masa remaja, tetapi dengan dukungan pasangan, pengaturan waktu yang bijaksana, dan komitmen yang kuat, seseorang dapat tetap mengejar impian dan tujuan individu.

Selain itu, mengembangkan harapan dan impian baru bersama pasangan dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Dalam menjalani kehidupan pernikahan, pasangan dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi impian baru yang dapat dikejar bersama. Ini dapat mencakup tujuan keuangan, rencana perjalanan bersama, atau bahkan membangun bisnis bersama. Dengan memiliki tujuan bersama, pasangan dapat memperkuat ikatan dan semangat dalam pernikahan.

Fleksibel dan terbuka.
Disamping itu, penting juga untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam impian dan tujuan hidup. Kehidupan adalah proses yang terus bergerak, dan impian-impian yang relevan saat masa remaja mungkin tidak lagi sesuai dengan kondisi atau keinginan saat ini. Mengadopsi pikiran yang fleksibel dan bersedia mengeksplorasi peluang baru dapat membuka pintu untuk pencapaian dan kebahagiaan yang tak terduga.

Mimpi masa remaja yang lenyap setelah menikah bukanlah akhir dari segalanya. Perubahan ini merupakan bagian alami dari perjalanan hidup. Dengan sikap positif, komunikasi yang baik, dan komitmen yang kuat, seseorang dapat menemukan kebahagiaan dan membangun kehidupan yang memuaskan meskipun mimpi-mimpi masa remaja telah berubah.

Beberapa cara menghadapi perubahan dan mengejar impian setelah mimpi masa remaja lenyap setelah menikah antara lain :

1.Refleksi dan penyesuaian diri: Pertama-tama, penting untuk merenung dan menerima kenyataan bahwa impian masa remaja mungkin telah berubah atau tergantikan setelah menikah. Mengakui perubahan ini adalah langkah pertama dalam menghadapi perubahan dan menyesuaikan diri dengan situasi saat ini. Perhatikan impian-impian baru yang mungkin muncul seiring perkembangan kehidupan pernikahan.

2.Komunikasi dengan pasangan: Berbicaralah dengan pasangan tentang perubahan yang dirasakan dan impian-impian yang mungkin telah berubah. Jalin komunikasi yang terbuka dan jujur untuk saling memahami dan mencari solusi bersama. Diskusikan harapan dan impian baru yang ingin dicapai sebagai pasangan. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, Anda dapat menemukan cara untuk mengejar impian dan mencapai kebahagiaan bersama.

3.Mengembangkan impian dan tujuan bersama: Identifikasi tujuan dan impian baru yang dapat diperjuangkan bersama pasangan. Ini dapat mencakup rencana finansial jangka panjang, perjalanan keluarga, proyek rumah tangga, atau bahkan bisnis bersama. Dengan memiliki tujuan bersama, Anda dapat merencanakan langkah-langkah yang konkret untuk mencapai impian tersebut dan membangun koneksi yang lebih baik dalam dalam pernikahan.

4.Mengatur prioritas dan pengaturan waktu yang bijaksana: Menikah dan memiliki tanggung jawab keluarga baru membutuhkan pengaturan prioritas yang lebih baik. Evaluasi dan atur prioritas Anda, termasuk waktu dan energi yang dialokasikan untuk mencapai impian dan tujuan pribadi. Dengan mengatur waktu secara bijaksana, Anda dapat menemukan keseimbangan antara mengurus keluarga dan mengejar impian pribadi.

5.Menjaga koneksi dengan diri sendiri: Meskipun menikah, penting untuk menjaga koneksi dengan diri sendiri dan minat pribadi. Temukan waktu untuk melakukan hobi, minat, atau aspirasi pribadi. Ini dapat melibatkan mengikuti pelatihan/kursus online/offline, bergabung dengan komunitas yang relevan ( keagamaan; hobby ), atau meluangkan waktu untuk diri sendiri. Dengan tetap terhubung dengan diri sendiri, Anda dapat menjaga semangat, kreativitas, dan kepuasan dalam kehidupan pernikahan.

6.Fleksibilitas dan adaptasi: Perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan impian dan tujuan hidup. Jadilah siap untuk mengeksplorasi peluang baru yang muncul dan menyesuaikan rencana jika diperlukan. Dengan sikap yang fleksibel, Anda dapat menemukan kesempatan yang tak terduga dan meraih kebahagiaan dalam perjalanan hidup Anda.

7.Pernikahan adalah ibadah. Sikapilah pernikahan sebagai lahan menanam amal kebaikan. Pasangan anda adalah karunia Illahi, terimalah dengan rasa syukur apapun adanya. Tidak ada manusia yang sempurna tanpa kekurangan termasuk diri kita sendiri. Yakinlah Allah tidak pernah zalim kepada manusia. Masalah yang timbul dalam rumah tangga, kesedihan yang timbul karenanya sikapilah dengan sabar dan tawakal. Kesusahan adalah penggugur dosa-dosa kita agar kita menjadi manusia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun