Jika orangtua merasa terdorong ingin mengubah sifat introvert atau ekstrovert pada anak, maka sebaiknya tinjau kembali penyebabnya.
Adakah yang belum optimal pada capaian tumbuh kembangnya?
Atau berharap sesuatu yang lebih baik pada anak.
Dengan demikian orangtua mampu mengambil sikap terhadap anak dengan perbedaan tipe kepribadian tersebut. Oleh sebab itu, adapun cara orangtua untuk menyikapinya, antara lain :
1. Keluar dari stigma bahwa anak introvert itu "aneh" karena memiliki sifat menjauh dari sosial. Sedangkan, anak ekstrovert dianggap yang lebih cerdas dibandingkan anak introvert karena keaktifannya.
Maka, pentingnya orangtua mengidentifikasi tipe kepribadian anak yang mencakup sifat-sifat seperti kemandirian, kepatuhan, ketenangan, kepercayaan diri, semangat dan sebagainya.
2. Bantu anak keluar dari masalah. Cermati kebiasaan masing-masing anak dalam menghabiskan waktu sehari-hari yang diisi oleh aktivitas apa saja. Jika anak ekstrovert sering merasa sulit tidur siang karena waktunya habis untuk kegiatan yang tiada henti (saking aktifnya), maka sudah sepatutnya orangtua membuat jadwal. Agar aktivitas tetap berjalan tanpa melupakan waktu istirahat.
Demikian pula pada anak introvert yang lebih senang menghabiskan waktunya sendirian. Maka orangtua bisa mengajak anak bermain di playground atau taman bermain dengan intensitas sering. Agar anak bisa belajar menemukan "titik kebahagiaan" ketika bermain bersama banyak teman.
3. Menjadi fasilitator anak. Hal demikian berkaitan dengan peran orangtua yang bekerja sama atau berkoordinasi dengan guru atau praktisi pendidikan yang berhubungan dengan gaya belajar anak. Anak introvert adalah pengamat yang baik, namun mudah terganggu saat terlalu banyak stimulasi.
Sedangkan, anak ekstrovert lebih senang belajar sambil memainkan pulpen di tangannya, sesekali ngobrol dengan temannya.
Dengan adanya keragaman tipe belajar anak, maka diharapkan metode belajar yang sesuai, baik di rumah maupun di sekolah bisa menjadi jembatan pemahaman anak untuk menyerap ilmu.
Demikian pula agar memunculkan potensi-potensi anak sesuai tipe kepribadian. Tidak memaksa tetapi mengarahkan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya.