Adapun terdapat dua macam tipe kepribadian pada anak yang sudah penulis sampaikan di awal tadi, yaitu introvert dan ekstrovert.
Pertama, introvert. Anak yang memiliki tipe kepribadian introvert kecenderungan memiliki ciri-ciri seperti (1) butuh banyak ruang pribadi, sendirian, tenang, dan jauh dari keramaian, (2) tertarik pada hal yang bersifat audio dan visual, (3) interaksi yang disukai yakni dengan buku, (4) memiliki fokus yang tinggi dalam rentang waktu yang lama, (5) enggan menjadi pusat perhatian, dan (6) privilege-nya adalah kesendirian.
Kedua, ekstrovert. Anak yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert kecenderungan memiliki ciri-ciri seperti (1) mudah bergaul, suka bersosialisasi, punya banyak teman dan ramah, (2) tertarik pada hal yang bersifat kinestetik dan pembelajaran interaktif, (3) mudah bosan dengan materi yang terlalu berbelit dan mendalam, (4) membutuhkan suasana yang tidak terlalu sunyi sehingga butuh pemantik kecil di telinganya seperti musik untuk fokus belajar, (5) sikap percaya diri yang tinggi secara sosial dan blak-blakan atau out spoken (ceplas-ceplos), dan (6) privilege-nya adalah keramaian.
Pada anak introvert membutuhkan ruang yang tenang dan jauh dari sosial untuk mengisi energinya. Sedangkan, pada anak ekstrovert mengisi energi ketika bersosialisasi, berbicara dengan teman, dan suasana yang ramai.
Adapun beberapa faktor yang memengaruhi tipe kepribadian anak, antara lain :
1. Faktor genetik atau keturunan. Posisi seorang anak dalam skala introvert atau ekstrovert adalah bagian bawaan dari dalam diri anak. Terdapat potensi sejak lahir dari kombinasi unik gen yang berkontribusi pada kepribadian yakni gen yang diwariskan dari orangtua kepada anak.
2. Pola asuh orangtua. Kontribusi pola asuh yang meliputi gaya pengasuhan orangtua dan lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan watak anak. Sebagai contoh, pola asuh otoriter cenderung membentuk watak introvert, pola asuh permisif cenderung membentuk watak ekstrovert, dan pola asuh demokratis cenderung  membentuk watak seimbang atau keduanya (ambivert).
3. Jenis pendidikan yang diterima. Adapun ranah pendidikan yang dimaksud bisa meliputi guru, orangtua, dan praktisi pendidikan sebagai fasilitator anak. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan selama ini yang dihadapkan pada gaya belajar anak yang berbeda-beda pula.
4. Lingkungan sosial. Pergaulan anak dengan teman-teman atau orang-orang dan lingkungan luas turut andil membentuk kepribadian anak. Dimana intensitas bertemu yang dilakukan secara rutin dan sering dapat mempengaruhi watak anak.
5. Pengalaman hayati (riwayat) terutama pada masa kecil. Adapun anak-anak memiliki kisah yang berbeda pada masa kecilnya. Baik pengalaman manis maupun pahit dapat mempengaruhi pola pikir anak yang kemudian tertuang pada sikapnya dalam menghadapi situasi.
Sikap Orangtua