"Jangan sampai frugal living bikin anakmu stunting!," tulis salah seorang netizen di kolom komentar akun media sosial.
Anak dibilang kurang asupan gizi karena orang tuanya menerapkan frugal living?
Hey, your words hurt me so much!
Agar tidak salah kaprah dalam memaknai dan menjalani pola hidup frugal, sebaiknya kita telaah dan pahami dahulu apa itu frugal living.
Frugal living merupakan konsep hidup hemat dengan menjadikan skala prioritas sebagai tumpuan utama. Tujuan pola hidup frugal ini diantaranya (1) menghemat pengeluaran, (2) meningkatkan tabungan, (3) mengurangi hutang, dan (4) mempertajam fokus pada kebutuhan utama.
Bisakah kita hemat soal asupan gizi keluarga di tengah kondisi yang serba mahal?
Mengingat pemenuhan asupan gizi keluarga tergolong kebutuhan utama yang tidak boleh terlewatkan.
Asupan gizi meliputi asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan sebagainya. Kesemuanya diperlukan untuk tubuh bisa berenergi dan bergerak aktif, berpikir dengan jernih, otak bisa berfungsi dengan baik, dan tentunya agar senantiasa sehat tidak mudah sakit.
Sehat itu memang mahal, namun untuk sehat tidak selalu ditempuh dengan pemenuhan asupan yang berbahan pangan dengan harga mahal.Â
Hilangkan stigma bahwa makanan yang sehat itu adalah makanan mahal atau bahkan makanan impor. Yang lokal mah banyak. Definisi makanan sehat adalah makanan yang memperhatikan nilai gizi dan kebersihan pengolahannya.
Bukankah jika kita menjaga pemenuhan asupan gizi keluarga itu sama halnya menunjang finansial kita. Alokasi dana darurat untuk sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang sakit bisa "utuh". Bahkan bisa dialokasikan pada kebutuhan darurat lainnya.
Dalam pemenuhan asupan gizi bermanfaat pula sebagai tabungan masa depan karena definisi menabung bukan sekadar materi, tapi juga status kesehatan yang baik sepanjang waktu.
Makna hidup sederhana terencana berarti menjalani pola hidup yang berpedoman pada konsep kesederhanaan yang terstruktur dan terukur.Â