Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Meneladani Kisah Bu Suci Figur Guru dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini

24 November 2023   15:37 Diperbarui: 15 Januari 2024   13:11 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pengambilan rapor itu pun masih ada yang diwakilkan bukan langsung oleh salah satu orang tua. Padahal, bagi seorang wali kelas saat pembagian rapor, pentingnya bertemu dengan wali murid yaitu wali anak atau orang tua kandung yang tidak diwakilkan oleh orang lain. 

Pada momen ini bukan hanya sekadar menginformasikan nilai kognitif hasil belajar anak selama satu semester tetapi juga meliputi afektif serta psikomotorik anak selama ini. Jika ditemukan suatu masalah pada anak maka wali kelas dapat mengonfirmasi dan mengklarifikasi langsung dengan orang tua bersangkutan. Dengan demikian dapat mendiskusikan bersama-sama solusinya.

Sebagai orang tua, dalam pengambilan rapor sepatutnya menanyakan kepada wali kelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan anaknya di sekolah. Pertanyaan tersebut meliputi nilai rapor, keaktifan dan partisipasi saat belajar di kelas, kemampuan anak bersosialisasi, hobi dan potensi anak di sekolah, kesopanan anak pada guru dan teman-temannya, bahkan apabila terjadi perubahan aneh pada diri anak biasanya wali kelas yang peka. Informasi tersebut bisa membantu orang tua untuk membangun komunikasi dengan anak dan disinilah momen dukungan serta saran dari wali kelas disampaikan.

Kurangnya komunikasi dan gengsi antara orang tua dengan guru dapat memicu terjadinya miskomunikasi bahkan perundungan pada anak. Perundungan adalah segala tindakan yang merugikan peserta didik yang dilakukan oleh satu orang atau sekelompok orang dengan cara mengganggu korbannya atau mengusik secara terus menerus. Sebagai contoh melakukan intimidasi, penghinaan, pemalakan, pemukulan, penindas atau pengganggu orang lain yang lebih lemah sehingga korban terluka atau depresi. Dengan demikian, dampak perundungan pun perlu diwaspadai dan berharap tidak terjadi.

Sikap kolaboratif antara guru dan orang tua bisa diciptakan contohnya melalui piranti aplikasi layanan perpesanan instan seperti membuat grup WhatsApp antara wali kelas dengan wali murid. Dalam grup tersebut perlunya obrolan penting antara guru dengan orang tua sebagai wujud proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama.

Ada pula wali murid yang memiliki banyak grup WhatsApp seperti grup antar wali murid, grup antara guru mata pelajaran dengan orang tua, grup ekstrakurikuler anak, dan bahkan masih ada banyak lagi. Hal tersebut semata-mata agar orang tua juga turut memantau perkembangan anak.

Pada zaman yang semakin maju ini, bahkan guru dan orang tua bisa melakukan pertemuan dalam jaringan misalnya berbantuan aplikasi zoom atau google meet. Misal ada keterbatasan sarana, bisa memanfaatkan yang ada saat ini saja yang dapat dijangkau oleh orang tua agar komunikasi tetap terjalin optimal. Jangan sampai masih ditemukan tipikal orang tua yang pasrah saja ke gurunya

Sebagai orang tua, jangan sampai predikat “anak nakal” dan “anak manja” tersemat pada anak. Oleh karena itu, peranan orang tua dalam hal ini adalah wali murid sebagai rekan guru dalam mendidik anak-anak tidak dapat disepelekan.

Guru dan orang tua manusia juga. Mereka memiliki potensi keliru dalam berpikir. Dengan demikian, guru dan orang tua harus saling melengkapi dan berkolaborasi. Antara guru dan orang tua timbul rasa saling percaya, saling membantu, saling memahami dan bekerja sama untuk ikut andil dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mencapai tujuan bersama.

Kembali lagi saya ke pembahasan novel Pertemuan dua hati. Meskipun di era yang berbeda, latar yang berbeda, serta jeda tahun yang cukup lama, nilai-nilai dalam novel ini masih berlaku untuk diterapkan sekarang ini. Figur Bu Suci sebagai pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan para muridnya.

Selamat menyambut Hari Guru Nasional 2023 untuk para guru di seluruh Indonesia. Terima kasih guru, telah menjadi penjaga api cahaya ilmu di tengah gelapnya kebodohan. Semoga kebahagiaan dan kesehatan senantiasa menyertai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun