Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

3 Ragam Kerupuk Ikon Camilan Khas Kendal

12 November 2023   22:30 Diperbarui: 15 Januari 2024   13:20 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemasan kerupuk petis mentah (Instagram/kerupukpetisudang)

Kerupuk atau krupuk adalah makanan yang dibuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan, setelah dikukus disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak dijemur agar mudah digoreng. Kenampakannya cara pembuatannya sederhana, mudah dan praktis. Namun, para produsen kerupuk terkadang menghadapi beberapa hambatan dalam proses pembuatannya. Terutama di saat musim hujan datang sehingga proses penjemuran adonan kerupuk memakan waktu yang lebih lama dibanding ketika musim kemarau.

Kerupuk populer di Indonesia sebagai kudapan atau camilan pendamping makan. Bahkan, kurang lengkap rasanya jika makan tanpa kerupuk. Saking populernya, kerupuk mudah ditemui di mana saja misalnya di pasar tradisional, swalayan, toko pusat oleh-oleh, warteg, bahkan di restoran mewah. Kerupuk tersebut ada yang dijual dalam kemasan sudah digoreng dan kemasan masih mentah.

Berbicara tentang kerupuk ternyata masing-masing daerah memiliki cara pembuatan yang berbeda. Misalnya, ada daerah yang membuat adonan kerupuknya agak encer, ada juga yang adonannya lebih kenyal atau padat. Dengan demikian masing-masing daerah memiliki cita rasa khas meskipun jenis kerupuk yang dibuat sama. Dilansir dari laman Kompas.com, ragam kerupuk yang ada di Indonesia contohnya kerupuk bawang, kerupuk kulit, kerupuk gendar, kerupuk kemplang, kerupuk melarat, kerupuk amplang, rempeyek, rengginang, kerupuk mi, kerupuk putih, opak, kerupuk udang, emping melinjo, kerupuk jengkol, dan kerupuk kluntung.

Beberapa daerah produsen kerupuk yang akrab di telinga saya adalah Palembang, Cirebon, Kendal, Gresik dan Tulungagung. Namun, kali ini saya akan membahas ragam kerupuk yang berasal dari kota kelahiran saya yaitu Kendal. Kendal adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kendal dikenal sebagai Kota Santri karena terdapat ribuan Pondok Pesantren (Ponpes) terutama di Kecamatan Kaliwungu. Tidak hanya warga lokal Kendal saja yang menuntut ilmu di Ponpes tersebut, namun para santri berasal dari berbagai daerah.

Berdasarkan pengalaman saya, jika para orang tua santri berkunjung ke Kendal atau sekadar menjenguk putra-putrinya di pondok, mereka sering membeli kerupuk misal di sekitar alun-alun kota Kendal dan alun-alun kota Kaliwungu atau biasa disebut Pasar Sore Kaliwungu. Namun, bukan sembarang kerupuk yang para orang tua beli, melainkan ada jenis kerupuk yang wajib mereka beli ketika singgah di Kendal yaitu kerupuk tayamum, kerupuk petis udang, dan kerupuk rambak.

Selain itu, ada juga konsumen lain yaitu wisatawan luar kota yang sedang mengunjungi tempat wisata di Kendal. Bahkan ada juga pembeli luar daerah yang bertolak ke Kendal sekadar hanya ingin membeli kerupuk ini untuk oleh-oleh. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut menjadi kebiasaan sehingga menjadikan ketiga jenis kerupuk ini ikonik baik oleh warga Kendal maupun bukan.

1. Kerupuk goreng wedi (kerupuk tayamum goreng pasir)

Kerupuk bakar pasir (blogspot/auliarochmatunnisa)
Kerupuk bakar pasir (blogspot/auliarochmatunnisa)
Kerupuk tayamum tidak digoreng dengan minyak goreng, melainkan dengan menggunakan pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan sudah melalui tahap penyaringan sehingga tidak ada bebatuan atau kerikil yang menempel pada kerupuk yang sudah digoreng. Ada juga konsumen yang menyebutnya kerupuk usek, biasanya sebagai pelengkap saat rujakan buah-buahan. Kerupuk ini nikmat dicocol dengan sambal rujak atau sambal lutis atau sambal gula merah.

Adapun kota Kaliwungu menjadi produsen terbanyak diantara wilayah lainnya di kabupaten Kendal. Kerupuk ini biasa dijual dalam kondisi sudah digoreng dan dibanderol dengan harga Rp 5.000 -- Rp 15.000 tergantung ukuran kemasan.

2. Kerupuk petis udang dan ikan

Kemasan kerupuk petis mentah (Instagram/kerupukpetisudang)
Kemasan kerupuk petis mentah (Instagram/kerupukpetisudang)

Sedikit informasi bahwa kerupuk petis ini pernah go Internasional, lho. Dikutip dari laman jatengprov.go.id, Rombongan Komunitas dari Singapura tertarik mengunjungi sentra industri kerupuk petis di kelurahan Sijeruk kecamatan kota Kendal. Para rombongan tersebut mengagumi kreativitas warga Kendal. Disampaikan oleh salah satu pengunjung bahwa di Singapura tidak ada jenis kerupuk ini.

Kerupuk Petis yang sudah digoreng (instagram/kakilimakendal)
Kerupuk Petis yang sudah digoreng (instagram/kakilimakendal)

Kerupuk petis ini ada dua macam yaitu petis rasa udang dan rasa ikan. Ukurannya pun beragam, baik besar maupun kecil biasanya diperuntukan hajatan atau syukuran.

Kerupuk ini biasanya dijual dalam kondisi masih mentah dan dibanderol dengan harga Rp 4.000 -- Rp 5.000 per 250 gram dalam setiap kemasan.

3. Kerupuk kulit sapi dan kerbau

Kerupuk Rambak Kulit Sapi (instagram/ulyaproject.id)
Kerupuk Rambak Kulit Sapi (instagram/ulyaproject.id)

Perbedaan fisik antara kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi dan kerbau adalah dari sisi warnanya. Rambak sapi berwarna lebih putih, sedangkan rambak kerbau terlihat lebih kekuningan. Kerupuk kulit kerbau mengembang lebih besar, lebih renyah, dan rasanya lebih gurih dari sapi dan tidak seret.

Cara membuat kerupuk rambak atau kerupuk kulit sapi dan kerbau membutuhkan waktu berhari-hari, mulai dari proses perendaman, penjemuran, hingga kerupuk siap digoreng. Desa Penanggulan kecamatan Pegandon kabupaten Kendal menjadi sentra produksi kerupuk kulit ini sejak saya kecil. Desa tersebut pernah didatangi oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, pada saat itu, SBY memuji kegurihan kerupuk rambak asal desa Penanggulan tersebut.

Tidak jarang saya membeli ke lokasi produksinya langsung dalam jumlah banyak untuk oleh-oleh dan bingkisan menjelang Lebaran. Bisa juga membelinya di pertokoan pusat oleh-oleh khas Kendal, atau pertokoan pasar Kendal. Kerupuk ini biasanya dijual dalam kondisi sudah digoreng dan dibanderol dengan harga Rp 20.000 -- Rp 90.000 tergantung jenis kemasan dan bobotnya.

Dengan demikian, ketiga jenis kerupuk tersebut layak menjadi ikon camilan khas Kendal karena memiliki cita rasa sangat gurih dari tambahan bumbu lain. Selain itu, teksturnya yang renyah dan harga terjangkau atau murah sehingga mudah ditemukan di mana saja.

Demikian sedikit ulasan tentang 3 ragam kerupuk yang menjadi ikon camilan khas Kendal. Jika ada kesempatan berkunjung ke Kendal, tidak ada salahnya mencoba salah satunya.

Jenis apapun kerupuk yang dimakan, tetap ingat porsi untuk konsumsi sewajarnya dan membiasakan banyak minum air putih setelahnya. Sehingga kerupuk dapat dinikmati dengan aman dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun