4. Sikap sederhana dan menjauhi sikap sombong.
 Sombong adalah sifat buruk yang muncul dari perasaan yang berlebihan terhadap kualitas diri dan kepentingan diri sendiri. Diplomasi dengan sistem kesederhanaan tidak menganggap remeh dan tidak menganggap rendah lawan. Ini tentu bentuk penghargaan Muhammad kepada siapapun yang berdiplomasi dengannya.
5. Sifat loyalitas.Â
Loyalitas adalah sikap setia dan konsisten terhadap kewajiban yang dibebankan pada diri seseorang tanpa melihat resiko yang menimpanya. Diplomat yang memiliki loyalitas tinggi akan siap berkorban demi tercapainya tujuan bangsa dan negaranya.
6. Menyambut dengan KedamaianÂ
Tidak sebagaimana diplomat konvensional yang lebih cenderung untuk melakukan segala sesuatu dengan pasif dan memandang orang lain dengan pandangan curiga, Rasulullah justru menyambut setiap orang dengan mengucapkan ucapan salam dan kedamaian. Beliau selalu bersikap sebagai seorang kesatria dengan ucapan yang sangat lembut. Beliau akan selalu menghindari ucapan yang dapat menyakiti orang lain, berbicara dengan pelan tapi jelas, semua ungkapannya bisa ditangkap oleh lawan bicaranya, dan bahasa yang digunakan selalu bahasa yang mudah ditangkap oleh lawan bicaranya.
Referensi
Iqbal, Afzal. 2000. Diplomasi Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Gharibeh, Ashraf. 2016. The Diplomat of The Twenty First Century. Â Journal of Law, Policy and Globalization. Oman: Sohar University
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H