Mohon tunggu...
Khusnul Khotimah
Khusnul Khotimah Mohon Tunggu... Dosen - Imajiner

ln 1= 0

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Epsilon yang Diotak-atik Baru Delta Dicari?

23 April 2020   20:30 Diperbarui: 23 April 2020   21:30 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Awal semester 1 saya dihadapkan dengan mata kuliah Kalkulus 1, dan itu sebenarnya tidak membuat di otak saya asing. Karena saat SMA pernah sesekali sih.. lihat buku yang judulnya Kalkulus, yaa jadi gak asing aja gitu. Pada waktu itu saya sedikit kesulitan saat mempelajari mata kuliah tersebut, dan ditambah lagi dosen yang menjelaskan juga kurang enak saat menjelaskan materi. Namun ada manfaatnya juga sih, soalnya saya jadi lebih aktif mencari materi yang yang terkait.
Suatu ketika saya buka youtube berkaitan dengan limit, soalnya saya masih bingung masalah delta dan epsilon. Yang saya bingungkan adalah kenapa delta dan epsilon ini harus dicari, padahal kan langsung menghitung limitnya saja udah bisa. Jadi saya tu bingung kenapa sih kita itu harus mengotakatik epsilon dulu baru dicari delta?.
Akhirnya saya menemukan jawaban tersebut di salah satu pembelajaran YouTube. Bahwa alasannya seperti ini “nah ibaratnya gini, kan limit itu kan kira-kira x dipetakan ke f(x) kalau x dekat c, f(x) dekat L ngga. Jadi kenapa setiap epsilon ada delta kenapa ngga setiap delta ada epsilon, yak arena kalau setiap delta ada epsilon emm nanti semua bakal punya limit dong. Karena delta ditentukan dulu lalu epsilonnya dicari, ya pilih aja epsilon yang besar, pasti benar.”
Sekian curhatan dari saya, Wassalamualaikum..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun