Mohon tunggu...
Khurin Naili Izzah
Khurin Naili Izzah Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Senja

23 Maret 2015   00:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:16 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menatap langit dari balik jendela itu, awan putih langit yang biru bercampur dengan orange dan abu-abu, cantik sekali, begitu tenang, angin lembut membelai-belai pipiku dan menggoyangkan jilbabku, dengan meminum secangkir teh hangat. Aku duduk, namun tak terasa air mata mulai jatuh satu-persatu. Ibu, anakmu ini sangat merindukanmu, namun aku harus kuat menghadapi ini, ibu jaga kesehatan disana ya. Tunggu aku sukses nanti, aku berusaha menguatkan hatiku.
“heh, sore-sore kok ngelamun...” Indah, teman kosanku di Jogjakarta mengagetkanku. Aku Ayu mahasiswi universitas islam kedokteran di Jakarta.
“apa sich,,,, siapa yang ngelamun?” jawabku
“ dari tadi kamu liat awan itu sambil senyum-senyum, terus nangis nggak jelas,”
“hehe...aku teringat ibuku Indah, aku kangen sama beliau...”
“hem,, aku juga, aku merindukan ayah, ibu, keluargaku, desaku, semuanya” jawab indah. Ah, dia memang pintar menyembunyikan galau yang ada di hatinya, namun aku lebih faham dengan yang iya rasakan.
“darimana saja kamu Indah, jam segini baru pulang, katanya cuman kuliah sampek siang terus mau nemenin aku beli buku??” tanyaku
“oh iya,, aduh, aku lupa kalau janjian sama kamu Ayu,,beneran...sueer” jawabnya sambil mengangkat dua jarinya.
“eh Ayu,,,aku tadi kan ke perpus, pas asyik baca-baca buku, aku ketemu sama teman kamu,,,siapa namanya?”
“siapa???” jawabku
“aduh ayu,, teman kamu yang profesor muda itu lho...”
“oh,,,,Zaki....”
“ah,,,iya, Zaki....”
“kenapa?? Kamu suka?? haha”
“hem.....aku tadi itu diskusi sama dia... tentang kemuliaan wanita yang sedang hamil. iya.. aku jadi berpikir betapa beratnya perjuangan seorang ibu, dari mulai hamil ibu sudah merawat bayi dengan susah payah, aku kagum begitu mendengar pernyataannya tentang kemuliaan wanita yang sedang hamil, coba bayangkan, ketika seseorang perempuan melahirkan anak, maka akan hilang dosa-dosanya seperti keadaan ia baru dilahirkan, ketika seseorang perempuan mengandung dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan, Apabila telah lahir anaknya lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi 1 kebaikan,,,,,, luar biasa kan... islam memang sangat memuliakan wanita” katanya menggebu-nggebu
“hem.... apalagi ketika seorang ibu sedang melahirkan, Indah. Betapa kerasnya perjuangan mereka, kau tau?? Mereka seakan-akan antara hidup dan mati. Belum lagi kalau terjadi komplikasi ketika persalinan. Aku barusan membaca tentang macam-macam komplikasi persalinan, ada yang Ketubannya Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) yaitu pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih sebelum terjadinya kontraksi. Ada yang Persalinan Prematur, yaitu persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Lalu ada juga yang Operasi Sesar yaitu operasi untuk melahirkan/mengeluarkan bayi dari rahim ibu dengan cara membuat sayatan pada perut dan rahim ibu. Terus belum lagi ada yang Perdarahan hebat dari rahim setelah persalinan. Biasanya selama persalinan ibu kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Dan masih banyak lagi macam-macamnya, itu juga perjuangan yang sangat berat Indah” kataku kepada Indah.
“makannya Indah, selama orang tua kita masih ada, jangan lupa mengatakan rasa cintamu kepadanya, mungkin itu masalah sepele namun begitu berharga bagi mereka, jangan lupa mendo’akan mereka juga, aku janji aku akan membahagiakan mereka”.
“oh iya donk Ayu,,,,,itu sudah pasti,,,”
Sore itu semakin asyik perbincangan kita berdua, semakin aku menikmati suasana sore itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun