Mohon tunggu...
Khurin Aini
Khurin Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Malang. Saya merupakan orang yang aktif. Hobi saya adalah membaca novel dan menari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bobo yang Malang

16 Juni 2022   19:52 Diperbarui: 16 Juni 2022   20:07 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Pada suatu hari di sebuah hutan yang rindang. Terdapat Induk seekor buaya yang sedang mengerami telurnya. Setelah melewati pagi, siang, dan malam yang cukup panjang, akhirnya telur-telur tersebut mulai menetas satu-persatu.  


   Induk buaya yang melihat telur-telurnya menetas sangat senang, karena penantiannya selama ini terbayarkan. Namun, Induk buaya sedih, karena banyak anaknya yang meninggal. Disisi lain, induk buaya juga senang masih ada 3 anak yang hidup.  Induk buaya pun memberi nama kepada masing-masing anaknya yaitu Bubu, Baba, dan Bobo.  


   Bobo adalah anak terakhir dan memiliki perbedaan yang sangat menonjol. Bobo terlahir tidak sempurna, ia memiliki kelainan di kulitnya.  

Induk buaya "malang sekali nasib kamu nak, kamu terlahir berbeda dari saudarimu". Induk buaya sedih melihat anaknya yang terlahir cacat.  


   Bulan demi bulan berlalu, Bubu, Baba, dan Bobo tumbuh besar.  


"Hei, anak cacat. Ngapain kamu main disini, sana pergi! Aku gamau main sama kamu". Usir Bubu.


"Iya aku malu punya saudara cacat kaya kamu". Tambah Bobo dengan nada yang tidak kalah jahat.  


Bobo yang mendengar perkataan dari saudaranya sangat sedih. Ia lalu pergi menyediri, berjalan dengan lesu masuk kedalam hutan.  
"Kenapa sih, aku punya tubuh yang cacat. Aku capek dibenci orang lain. Aku juga ingin bermain sama Bubu dan Baba". Ucap Bobo sambil menangis.


   Bobo terus berjalan masuk ke dalam hutan yang sangat asri. Di dalam hutan ini, juga terdapat banyak teman-teman Bobo yang lain. Akan tetapi, Bobo memilih untuk menyendiri karena ia takut akan diejek lagi.  


"Ahaha, lihat nih ada bobo yang malang" ejek kelinci.  


"Kenapa? Apa aku gaboleh main disini?" Tanya Bobo.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun