(Foto Ilustrasi dari Pixabay)
Ang Tek Khun, 117
ketika aku pergi, menjejakkan kaki
ribuan mil di negeri rantau
tak ada ruang di detak jantung segetar
tempat bersemayam jejak untuk pulang
sepatu lars yang kukenakan tak sempat
mengenal beringas langkah dalam menapak
hingga tiba ia menempuh jalan pulang
ketika aku tidur, menjelajah mimpi
ribuan episode dalam benak malam
tak ada kisah dalam lipatan waktu
serindu tentang dirimu
ibu selalu tak lupa membangunkan
dengan kecupan rembang fajar atau
sebait tembang tentang hari baru
ketika aku tengadah, memandang langit
dengan gebyar kibaran bendera
tak ada segelegak kibar merah putih
merona dalam degup sendi
debar jantung ibu adalah pelabuhan
tempat aku berangkat dan pulang
dalam teduh atau gelombang sekalipun
di negeri ibu aku mengecup susu yang
memberi kuat, mengecap airmata yang
memberi asin, dan mengucap syukur yang
memberi tulus tak tertandingi
Pondok Permai, 2015