Saya mengangguk dan menerima tiket dengan kertas tebal dan dilaminating transparan tersebut.
Sisi kiri tiket yang dinominasi warna merah tersebut mencantumkan tulisan "Movie Screening" dengan judul film dalam tulisan lebih besar, THE GRANDMASTER by Wong Kar-wai.
Sementara itu, di sisi kanan tiket, tercantum "Lucky Draw Ticket". Barisan di bawahnya, menggunakan ukuran font lebih besar, bertuliskan FLIGHT TICKET LUCKY DRAW.
Belum sempat senyum saya memudar, seorang kaka lainnya menyodorkan suvenir dalam rupa kotak hitam ukuran cukup besar. Ah, asyik! Isinya ternyata tumbler dan perangkat pelengkapnya.
Disambut guzheng
SUARA permainan guzheng, kecapi tradisional Tiongkok, mengiringi langkah saya memasuki pelataran depan Lounge. Saya berdiam sejenak di sana untuk menyadarkan diri dengan situasi.
Area tengah pelataran tersebut, dipenuhi dengan meja panjang dan diisi dengan deretan yang tampak sebagai jejeran makanan sebagaimana terlihat dalam pesta-pesta.
Sisi yang merapat tembok, dipajang latar dan serta dilengkapi tatanan lampu yang menyorot ke arahnya untuk melakukan swafoto 360.
Sementara di bagian yang tampak permanen adalah bar, tempat berbagai jenis minuman tersedia untuk diambil setiap saat.
Saya mengangguk ke para pemain guzheng lalu masuk ke ruangan yang tampak remang. Di sana, sejumlah meja bulat kecil dengan kaki tunggal berbalut kain hitam, tersebar berjarak.