Karakter Orpa dalam film Orpa adalah perempuan belia di tanah Papua yang memanggul makna namanya sebagai "dia yang memilih jalan lain", sosok yang bersikeras menolak pernikahan dini sebagai "tradisi" pragmatisme.
KATA "Orpa" yang digunakan sebagai nama untuk gender perempuan, memiliki beragam arti dalam sejumlah kata. Mengutip laman situs internet Abarim Publications, tercatat kata-kata yang masuk dalam daftar arti Orpa. Selain Leher, kita juga menjumpai kata-kata Tetes, Awan, Surai, dan Dikirim.
Membaca laman yang sama, di entri selanjutnya kita juga menemukan penjelasan ringkas Orpa secara etimologi. Di sana tertulis Orpa sebagai "from the verb ערף ('arap), to droop (terkulai).
Jika dirangkum secara terbatas dari beberapa sumber lain yang juga membahas nama Orpa, maka pemaknaan atas nama Orpa bisa dibaca sebagai sisi belakang leher, yang terkulai, dan melarikan diri.
Apabila mengacu pada sosok perempuan yang menyandang nama Orpa, izinkan saya memperkenal secara ringkas dua perempuan yang saya temukan dalam bacaan dan terkait perbincangan ini.
Sosok pertama adalah Orpa si menantu Naomi, yang berasal dari Kerajaan Moab (sekarang berada di wilayah negara Yordania). Kedua, karakter Orpa yang dihadirkan dalam film Orpa sebagai tokoh utama si perempuan belia di tanah Papua.
Orpa dari tanah Moab
Pada zaman hakim-hakim memerintah di Israel kuno, sekitar 1100 SM, bencana kekeringan dan kelaparan menimpa. Tercatat sebuah keluarga melakukan perjalanan eksodus dari Betlehem menuju tanah Moab.
Naomi, salah satu tokoh utama yang diceritakan dalam Kitab Rut, tercatat meninggalkan Betlehem untuk merantau ke tanah Moab demi penghidupan yang lebih baik. Ia bersama sang suami Elimelekh, dan dua putranya Bernama Mahlon dan Kilyon.
Sebagai gambaran, sebuah sumber memberi tahu kita bahwa jarak antara Betlehem dan Moab  adalah 80-100 km lewat darat. Pada masa itu, jarak tersebut biasanya ditempuh oleh orang-orang selama 7-10 hari.