Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Berkelanjutan: Jangan Ambil Kecuali Gambar, Jangan Tinggalkan Kecuali Jejak

17 April 2023   23:58 Diperbarui: 18 April 2023   00:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita bisa! Desa Penglipuran di Bali. Satu dari tiga desa terbersih di dunia. (Foto: wonderfulimages kemenparekraf)

Anda bangga berwisata di Indonesia? Saya punya kisah untuk diceritakan, sudilah tuan dan puan jeda sejenak untuk membacanya.

Ada suatu masa di Indonesia, jauh sebelum Kerajaan Gawai belum menyerbu, warga mudanya gemar mendaki gunung. Mereka kerap berhimpun dalam organisasi yang lekat pada kampus, dengan akronim yang membanggakan: Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam).

Kampus mana yang tak ingin memiliki Mapala? Mapala menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa, organisasi intra kampus orientasinya mengental pada aktivitas melambang kecintaan pala alam yang dimaknai pula sebagai aksi "melindungi keberlangsungan kehidupan alam serta lingkungan".

Di dalam satu kampus, Mapala bisa berkembang dalam diferensiasi sebuah fakultas, bahkan grup-grup lebih kecil. Resonansinya menular hingga menjangkau anak-anak muda di luar sebuah kampus.

Mapala bisa pula diidentikkan sebagai kawah candramuka kepemimpinan yang melahirkan tokoh-tokoh dengan karakter yang kuat. Kita bisa menyebut nama Soe Hok Gie, yang menorehkan catatan dokumentatif tentang sepak terjang mahasiswa kala itu.

Nama lain yang bisa disebut adalah Rudy Badil. Beliau adalah seseorang yang turut melahirkan grup lawak Warkop bersama Nanu Moeljono, Kasino Hadiwibowo (Kasino), Wahjoe Sardono (Dono), dan Indrodjojo Kusumonegoro (Indro). Rudy kemudian dikenal luas sebagai jurnalis harian Kompas.

Di era kekinian yang relate dengan generasi kini, layak disebutkan nama gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan tentu saja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika Khofifah aktif di Mapala Universitas Airlangga (Unair), maka Jokowi dikenal sebagai anak Mapala Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (Mapala Silvagama).

Semasa kuliah Jokowi memang hobi mendaki gunung, dan yang banyak beredar adalah dokumentasi saat beliau melakoni "Ekspedisi Gunung Kerinci" pada 1983 bersama Mahasiswa Pencita Alam Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (Mapala Silvagama).

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia

Kisah-kisah perjalanan anak Mapala kala itu, menyebar organik dan menginspirasi anak-anak muda dan para remaja lainnya. Majalah-majalah populer bagi generasi lampau semisal majalah Gadis, secara reguler memuat kisah-kisah petualangan ini. Dimuat secara bersambung, kelanjutan kisahnya selalu dinanti dengan tak sabar.

Secara lebih serius dan memberi ruang lebih leluas di kala itu, ada tabloid Mutiara. Di media ini kemudian terkembang cerita-cerita yang melampaui gunung-gunung di dalam negeri. Wawasan dan tingkat apresiasi anak-anak muda berkembang mendunia. Mereka makin kenal dengan Seven Summits (tujuh puncak gunung) Indonesia dan Seven Summits dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun