Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengabul Doa

15 Januari 2023   23:54 Diperbarui: 16 Januari 2023   00:08 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Pexels)

Di malam itu, saya pulang dengan dada yang sesak. Semuanya terasa berantakan dan saya dikuasai perasaan yang meletup bahwa segalanya tidak akan berhasil. 

Dalam kesendirian, saya mencoba mengalihkan kesedihan yang berlarut. Saya mendapati kisah tentang seribu burung bangau kertas. Tentang Senbazuru, kumpulan origami, seni melipat kertas, berbentuk bangau (tsuru). Burung-burung kertas ini kemudian dirangkai menggunakan benang.

Konon legenda kuno yang hidup Jepang itu bercerita tentang bagaimana membangun tekad dan memperjuangkannya agar akhir bahagia dapat terwujud. Atau, didoakan dan kita mendapatkan jawaban yang diimpikan.

Dikisahkan dalam legenda tersebut bahwa siapa pun yang mampu melipat kertas-kertas menjadi seribu burung bangau, maka satu permohonannya akan dikabulkan.

Di sekitar kisah itu, saya menemukan nama Sadako Sasaki.

Di malam itu, di tengah keputusasaan dan tak tahu harus berbuat apa, saya membaca bahwa kisah Sadako Sasaki bermula pada  6 Agustus 1945 ketika sebuah bom atom dijatuhkan di Hiroshima. Bom itu jatuh tidak jauh dari rumahnya, sekitar jembatan Misasa.

Sadako Sasaki masih berusia dua tahun saat peristiwa tragis itu terjadi. Ia belum banyak tahu tentang dunia dan pertikaian di dalamnya. Apa yang terjadi kemudian, menjadi derita yang yang dipikulnya seumur hidup.

Tercatat dalam sejarah kelam itu pada November 1954, leher dan bagian belakang telinga Sadako membengkak. Disusul kemudian, pada Januari 1955 kondisinya kian parah. Di kedua kakinya, bermunculan bercak ungu.

Ujung dari cerita yang terjadi pada diri Sadako Sasaki, sampai pada vonis yang teramat memberatkan. Dia didiagnosa mengidap Leukemia. Pada tanggal 21 Februari 1955 itu dia harus masuk rumah sakit.

Hidup gadis kecil itu hanya tersisa tak lebih dari satu tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun