Itulah awal-awal saya mulai menulis di platform User Generated Content (UGC) ini. Kian memberi kesan saat tulisan tersebut dihargai berjenjang sebelum akhirnya tampil di tataran Headline.
Baca di Sini: Gareth Bale Korban Bisnis Pemain?
Kisah Gareth Bale kemudian berubah saat transfer tersebut terwujud. Dia tak lagi masuk dalam lingkup pemberitaan Liga Inggris. Namun, saya masih mudah mendapati kabar media tentang kiprahnya di La Liga. Sebelum perlahan, namanya tak lagi menjadi fokus.
Di Real Madrid, Bale berada dalam bayang-bayang Christiano Ronaldo dan Karim Benzema. Meski secara karier pribadinya, tetap terhitung luar biasa. Simak data sederhana ini. Saat berada Tottenham Hotspur (2007-2013), Bale bermain sebanyak 146 dan membuat 42 gol. Bandingkan masa dirinya di Real Madrid (2013--2022), bermain sebanyak 176 dan membuahkan 81 gol.
pic.twitter.com/NNErxMVGCS— Gareth Bale (@GarethBale11) January 9, 2023
Gareth Bale: Jalan Naik dan Jalan Turun
Dear Kompasianer,
Menyandang nama lengkap Gareth Frank Bale, pemain yang favorit sebagai gelandang sayap ini, lahir di Cardiff, Wales. Bale memulai karier sepak bolanya di akademi Southampton (2005). Talentanya yang oke, membuatnya dipromosikan ke tim utama Southampton (musim 2006-07).
Tak berlangsung lama di Southampton, Tottenham Hotspur kepincut padanya, dan memboyongnya pada Mei 2007. Di sinilah Bale terus terasah dan bersinar, sebelum 2013 ia berpindah liga, dan kian berkibar dengan beragam trofi hingga akhir masa pengabdiannya di 2022.
Sejalan dengan keberadaan di dalam klub dan mengeksplorasi liga-liga, Bale memanggul beban juga sebagai pemain tim nasional Wales. Catatan sejarahnya mengesankan. Ia memulainya bersama Wales U-17 (2005-2006), naik ke Wales U-19 (2006), bergabung dengan tim Wales U-21 (2006-2008, dan akhirnya lepas dari kelompok umur (2006--2022).
Selepas dari Real Madrid, pengembaraan Bale berpindah ke Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, berkumpul bersama klub Los Angeles FC. Di pelabuhan terakhirnya ini, selayaknya kariernya tidak sependek ini. Setidaknya itu yang semula diduga oleh fans dan orang-orang yang bersimpati.
Dengan kegarangan miliknya yang masih mencuat di MLS dan kemudian pembuktian gol bersejarah di Piala Dunia, pensiun adalah pilihan yang mengejutkan banyak orang. Setidaknya, ini skenario yang biasa di tempuh pemain lain: kembali ke klub mula-mulanya.