Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi Naratif: Dua Tungkai Kaki Ibu

8 Januari 2023   20:59 Diperbarui: 9 Januari 2023   20:20 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi naratif Dua Tungkai Ibu - Ang Tek Khun (Foto: Pixabay)

Suatu hari seorang anak dengan mata
berlinang bertanya kepada ibunya,
"Seberapa besar ibu mengasihiku?"

Sang ibu terdiam dan digayuti kesedihan
"Mengapa kamu bertanya seperti itu?"

Sang anak tak kehabisan kata,
"Karena aku merasa gagal dan merasa
diriku tak berharga dalam hidup ini."

Sang ibu manatap anaknya dan menjawab,
"Sebesar ibu merelakan dua tungkai
kaki ibu untuk diamputasi."

Sang ibu melanjutkan,
"Masihkah kau ingat semasa kecil pernah
berlari menyeberangi jalan di depan sekolah
karena tak sabar menanti ibu tiba?"

Anak itu menggeleng perlahan.
"Ibulah yang berlari kepadamu
sebelum mobil itu menerjang kita."

Anak itu terdiam.
Dengan air mata berlinang
ia berlari ke dalam pelukan sang ibu.

Sejak itu ia tak pernah lagi bertanya
dan meragukan betapa berharga
hidupnya untuk dijalani ke depan.
_
Puisi naratif Ang Tek Khun
Jogja, Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun