Suatu hari seorang anak dengan mata
berlinang bertanya kepada ibunya,
"Seberapa besar ibu mengasihiku?"
Sang ibu terdiam dan digayuti kesedihan
"Mengapa kamu bertanya seperti itu?"
Sang anak tak kehabisan kata,
"Karena aku merasa gagal dan merasa
diriku tak berharga dalam hidup ini."
Sang ibu manatap anaknya dan menjawab,
"Sebesar ibu merelakan dua tungkai
kaki ibu untuk diamputasi."
Sang ibu melanjutkan,
"Masihkah kau ingat semasa kecil pernah
berlari menyeberangi jalan di depan sekolah
karena tak sabar menanti ibu tiba?"
Anak itu menggeleng perlahan.
"Ibulah yang berlari kepadamu
sebelum mobil itu menerjang kita."
Anak itu terdiam.
Dengan air mata berlinang
ia berlari ke dalam pelukan sang ibu.
Sejak itu ia tak pernah lagi bertanya
dan meragukan betapa berharga
hidupnya untuk dijalani ke depan.
_
Puisi naratif Ang Tek Khun
Jogja, Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H