Di kosan kami yang pepak
Seorang kaka sedang risau
Tiba saatnya ia akan KKN
yang tak lagi dapat diundur
Meninggalkan kamar kos pribadi
untuk waktu panjang tak pulang
adalah tindak yang menakutkan
Akan menguras seluruh kekuatannya
Sejak di institut seni dan belajar nari
ia meninggalkan kampung halaman
di pulau yang jauh dipandang mata
berlayar seorang diri dengan gentar
Ia terasingkan dalam kesendirian
dalam hari-hari dan semester
tetapi menemukan kekuatan baru
melalui sosok-sosok baru di kamar
Pada malam sebelum keberangkatan KKN
kecemasannya memuncak tinggi
tubuhnya bergetar, wajahnya mengeras
tatapan matanya bersinar tajam
Dengan seluruh kekuatan dan rapal doa
aku mengendap dan menghampirinya
lalu berbisik dengan sapaan lembut
membuatnya merasa aman buat cerita
"Adakah yang bisa kulakukan, Kak?"
ucapku bergetar dengan bibir kering
Hanya itu yang terucap dari kelu lidahku
dan mata nanar dan tubuh lemas
Dia pun berkomat-kamit cemas
"Aku melakukan hal terlarang," akuinya
"Di kegelapan kamar aku memelihara kucing-kucing tanpa seorang pun tahu"
Mataku terbelalak dan wajahku pasi
terbayang kemurkaan tante kos
dengan teriakan bagai singa menerkam
sambil membawa golok
_
Puisi naratif Ang Tek Khun
Jogja, Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H