Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Naratif: Sepeda Tua Ayah

2 Januari 2023   17:17 Diperbarui: 5 Januari 2023   22:48 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi naratif Sepeda Tua Ayah - Ang Tek khun/Kompasiana (Foto: Pixabay)

Kereta sedang menghampiri stasiun
kala pesan WhatsApp ibu masuk

Aku kadung berkemas dan merapikan ransel
lalu berdiri, bersiap menurunkan kardus bawaan
yang kupenuhi dengan pesanan ibu
untuk dirinya dan ayah serta ponakan

Kuingat pesan ibu berminggu lalu,
"Pulanglah. Jika ibu yang kangen, kau tahu itu
tetapi kali ini ayah pun turut rindu padamu."

Aku tercekat, terbayang tumpukan kerja.
"Jangan Natal, ya Bu. Tenggat kerjaanku
tak terburu dan terburu-buru untuk diselesaikan."

Kudengar tarikan napas perempuan tua itu.
"Jika begitu, bertahunbarulah bersama kami
usahakan tibalah sehari sebelumnya."

Pada akhirnya janji itu pun tak terpenuhi
ibu pun berusaha paham dan ayah bersabar
menanti sehari selewat pergantian tahun

Aku pun bergegas berjalan menuju antrean
hingga kereta berhenti penuh dan turun
melangkah ke ujung jauh tempat pintu keluar

Dalam menanti mobil jemputan tiba
aku pun teringat pesan ibu yang lalai kubaca
"Ayah kecelakaan. Sepedanya ditabrak truk."

Mataku nanar saat mengalihkan tujuan
dan di ruang dingin UGD rumah sakit
aku hanya bisa meledakkan tangis

_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun