Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cegah Banjir: Mendamaikan Air dan Manusia

12 Januari 2021   23:56 Diperbarui: 13 Januari 2021   00:00 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kondisi topografis wilayah atau kemiringan lereng, menjadi penyebab ketiga terjadinya bencana banjir. Semakin curam satu lereng, maka tak terhindarkan akan terjadi kecepatan aliran air dan meningkatkan daya rusak apabila dilewati banjir bandang.

Mitigasi dan Adaptasi

Dengan pengetahuan ini, risiko banjir dapat diupayakan seminim mungkin. Dengan cara memerhatikan faktor-faktor utama tadi. Berkurangnya tutupan pohon, cuaca ekstrem, dan kondisi topografis Daerah Aliran Sungai (DAS). "Platform seperti Global Forest Watch dapat memantau kehilangan tutupan pohon mingguan sehingga dapat mengidentifikasi indikasi deforestasi secara cepat dan upaya mitigasi dapat dilakukan oleh pihak terkait," tulis Dede Sulaeman dkk.

Pemerintah memegang peranan penting dalam hal rehabilitasi hutan dan lahan kritis dalam penanganan banjir. Sementara untuk kondisi alam yang sulit, kita dituntut untuk mengelola risiko banjir dan longsor. Salah satu upaya adapatasi disebutkan Dede Sulaeman dkk berupa pengembangan sistem peringatan dini banjir.

Penting bagi lembaga terkait untuk melakukan penyusun peta rawan banjir. Peta yang akurat dan menyeluruh hingga ke daerah-daerah. Selain itu adalah menyiapkan strategi adaptasi yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing. Dan berbagai langkah strategis lainnya dalam skala besar.

Dalam skala lebih kecil, urusan domestik pribadi, kita bisa melakukan sesuatu. Memperbaiki saluran air sebelum datangnya air yang  bisa meluap adalah tindakan sederhana. Kita mampu melakukannya, termasuk membuat biopori di pekarangan.
Lebih prinsip lagi, keberpihakan nyata dalam membangun rumah. Beri ruang seluas mungkin bagi peresapan air dengan tidak membetonkan seluruh area rumah. Sehingga ada lahan hijau. Meskipuh tidak luas, tetaplah berarti. []

Bacaan:

- Rumah Ramah Bersahabat dengan Air

- 3 Faktor Utama Penyebab Banjir di Indonesia dan Bagaimana Mencegahnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun