Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ajak Saya Dong ke Rumah untuk Minum Teh

11 Januari 2021   23:19 Diperbarui: 11 Januari 2021   23:56 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringkas kata, atas semua yang ia alami, Laura sampai pada refleksi diri yang mengagumkan. Ia beranggapan bahwa medali-medali yang pernah diterimanya itu seperti telah disediakan begitu saja baginya. Untuk ia gunakan sebagai contoh apabila seseorang mengeluh tidak berhasil meraih impiannya lantas menyalahkan usia, kemampuan, atau tidak tahan terhadap kritik.

Jika ada seseorang yang ngomong seperti itu, kata Laura, ia akan langsung memberikan undangan ini. "Bersediakah kau datang ke rumahku untuk minum teh? Aku ingin menunjukkan sesuatu."

Sekali lagi, tentu saja Bapak tidak bisa dibandingkan secara adil dengan apa yang dialami oleh Laura L. Padgett. Namun, bagi saya ada kemiripan atau untaian benang merah perihal Bapak yang terus menulis tanpa lelah di Kompasiana. Tentu saya yakin Bapak menghadapi tantangan tersendiri, entah besar atau kecil, untuk setia melakukannya.

Setiap kali tulisan Bapak muncul di Kompasiana, mungkin tanpa Bapak sadari, sebenarnya Bapak sedang menyampaikan pesan kepada orang-orang muda untuk tetap dan terus produktif. Agar tak henti menulis, meraih impian untuk menjadi pengabar informasi dan gagasan yang positif. Terutama di tengah banjir konten negatif atau hoaks saat ini.

Bapak, dan tentu juga Ibu, telah memberikan teladan kepada orang-orang muda untuk konsisten dan persisten. Dalam makna yang lebih luas, lebih dari sekadar aktivitas menulis. Saya termasuk di dalam barisan ini, yang menerima teladan Bapak.  Oleh sebab itu, seperti Laura, saya ingin mendapatkan undangan untuk ke rumah Bapak. Undangan minum teh sambil.

Pak, Saya janji untuk duduk manis sambil mendengarkan Bapak bercerita tentang semangat yang tak kunjung padam. Sudah pasti saya akan merasa sangat terhormat untuk undangan itu.

Pada akhirnya, harapan saya kiranya Bapak berkenan menerima surat dengan pesan "nakal" di bagian akhir ini. Sementara berharap Bapak tidak marah, saya ingin mengakhirinya surat ini dengan meminta satu hal kepada Bapak. Tidaklah sulit untuk dipenuhi, yaitu sampaikan salam manis buat Ibu Roselina. Saya menduga, beliaulah yang akan menghidangkan teh untuk kita. Hahaha.

Demikian, Pak. Sampai kita bersua lagi melalui tulisan.

Salam Gudeg dari Jogja,
~khun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun