Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Grebeg Lebaran" Jogja Membuktikan Kaesang Bukan Raja Pisang

25 Mei 2019   17:46 Diperbarui: 25 Mei 2019   18:04 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amalia dan buah karyanya (Foto: @angtekkhun)

Usai menemukan dua produk berbasiskan pisang yang unik, saya melanjutkan penelusuran. Tak lengkap rasanya bisa tidak dipungkasi dengan kategori minuman. Dan, tuntaslah gelegak rasa penasaran saat memergoki seorang ibu dengan passion pada lidah buaya (Aloe vera).

Wutri Wulani dan lidah buaya adalah dua hal yang padu sejak puluhan tahun. Saat kecil, Ibu Wutri yang pensiunan ini, telah kenal dengan tanaman ini melalui sang ibu. Di masa jadoel itu, ia paham sekali dengan fungsi lidah buaya sebagai sarana keramas. Namun, lebih maju dari itu, pada masa itu, ia sudah kerap mencicipi lidah buaya sebagai bagian dari bahan yang diolah menjadi minuman.

Lidah buaya / Aloe vera (Foto: @angtekkhun)
Lidah buaya / Aloe vera (Foto: @angtekkhun)

Lidah buaya memang memiliki banyak khasiat. Mulai dari urusan melembapkan rambut dan kulit kepala, hingga menyembuhkan ruam dan iritasi kulit. Begitu juga fungsi mengobati luka bakar, mengobati sembelit, membantu sistem pencernaan, hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh, antioksidan, serta mengurangi peradangan.

Beberapa tahun yang lalu, saat masih masih menjadi orang kantoran, ia meminta pada seseorang orang di Pontianak untuk dikirimi bibit lidah buaya. Wutri tahu benar, Lidah Buaya asal Pontianak (Aloe chinensis) adalah jenis varietas unggul. Dalam bahasa awam, lidah buaya Pontianak itu gemuk dan sehat. Benih ini lalu dikembangkan hingga sekarang, dan melahirkan variasi dalam pengolahan pangannya.

Jeli lidah buaya dalam beberapa varian dan kemasan (Foto: @angtekkhun)
Jeli lidah buaya dalam beberapa varian dan kemasan (Foto: @angtekkhun)

Iseng-iseng di antara hari kerjanya, Wutri mengolah lidah buaya menjadi sejenis jeli. Ia bawa ke kantor dan dibagikan ke kerabat atau kenalan lainnya. Hasilnya, ia menuai apresiasi tinggi. Saat masa pensiun tiba beberapa waktu lalu, cintanya pada lidah buaya bukan saja berkembang, melainkan juga kian mendalam. Dengan brand Luve Garden, ia memproduksi jeli lidah buaya untuk penjualan komersial, dan bahkan mengembangkan varian rasa dan jenis hasil pertanian lainnya.

Bersama suami yang menjabat sebagai Manager dan pembinaan dari Dinas Koperasi, ia mulai belajar dan memerhatikan kelengkapan untuk menjadi produk komersial. Varian, kemasan, dan proses perizinan, dilakoninya hingga tuntas. Kini, Wutri sedang merintis pembuatan sirup lidah buaya. Kita doakan sukses dalam proses dan sukses secara komersial!

Geliat UMKM Jogja!

Aktivitas para pelaku UMKM di DIY memang sedang menggeliat, antara lain dipicu oleh karya pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta serta dihadirkannya peluang magic moment dari setiap produk berupa kesempatan untuk tampil dalam serangkaian ekspo di berbagai tempat di berbagai Kabupaten/Kota melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) - PLUT-KUMKM DI Yogyakarta.

Panggung hiburan dan edukasi (Foto: @angtekkhun)
Panggung hiburan dan edukasi (Foto: @angtekkhun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun