Jonghyun mengakhiri hidupnya, dan gelombang kesedihan kemudian melanda kalangan pencinta K-pop di dalam negeri maupun mancanegara. Tangis kehilangan bukan hanya milik keluarga atau kerabat si bintang itu semata, tetapi turut terbagi ke seluruh fans penyanyi utama dari SHINee, grup K-pop terkenal ini.
K-pop (Korean Pop) telah melanda dunia, tak seorang pun dapat memungkirinya. Korean Wafe yang semula hanya tampak menggumpal, kemudian meledak dan menerjang dunia. Tidak hanya di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, pun telah menyusup ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Tak pelak, industri K-pop ini lalu terkonsolidasi menjadi salah satu sumber devisa terbesar Korea Selatan.
Presiden Jokowi yang fans berat Superman Is Dead!, Guns N Roses, dan Metallica tak menghindar untuk menonton konser K-pop, baik di Indonesia saat menemani putrinya Kahiyang Ayu, maupun saat melakukan kunjungan kerja ke Korea bulan Mei tahun lalu. K-pop yang sepintas tampak hanya sebagai "tren sesaat", ternyata mengakumulasi dan bersalin rupa menjadi penghasil devisa negara. Inilah sisi yang membuat Presiden Jokowi dibuat sangat kepo.
Lima artikel pilihan berikut ini akan membantu kita memahami "jalan" K-pop, serta memandu kita untuk melihat dengan gambaran yang lebih luas.
1. Fenomena Hallyu Wave di Dunia
Presiden Korsel ini dengan serius mendeklarasikan visi rencana pembangunan yang kemudian dimanifestasikan oleh Menteri Budaya Korea saat itu, Shin Nak-Yun. Ditetapkan pula bahwa abad 21 adalah 'Century of Culture'. Kebijakan ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Kim Dae-Jung (1998).
Gebrakan ini berlanjut tanpa henti dengan penetrasi berbagai produk Korea lainnya di segala ranah, misalnya makanan cepat saji, minuman botol, restoran, fesyen, hingga bahasa, yang kemudian menjadi gelombang tren baru di masyarakat di dunia, khususnya kalangan usia muda.
2. Perkembangan Musik K-Pop, Dari yang Biasa Saja Sampai Karya yang Mendunia