Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menemukan Peluru Untuk Menulis Review dari Kompas Klasika

13 September 2016   18:05 Diperbarui: 14 September 2016   14:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Klasika Jateng & DIY harian Kompas (13/9) - Foto: Pribadi

Selanjutnya, biasalah, penulis harus "jualan" produk. Namun, Fellycia pandai menyuguh dan memilin kata dengan keterampilan bertutur yang detail, sehingga Anda masih bisa membaca "kisah", bukan sekadar "data", tentang berbagai tipe kamar yang tersedia di resor tersebut.

Ketika hendak mengalihkan fokus bahasan, pada paragraf kedelapan, penulis kembali menyuguhkan penggalan percakapan:

"Oh ya, kami punya sepeda yang bisa dipakai untuk berkeliling desa. Di belakang penginapan ada ladang, kebun jati, dan kebun kopi," kata Tanti, salah satu pegawai Bangsring Breeze.

Penggalan percakapan untuk ketiga kalinya digunakan pada paragraf kesebelas, "Untuk dasar kolam renangnya, saya menggunakan batu alami yang menyerap panas pada siang hari. Di malam hari, batu-batu itu mengeluarkan panas yang disimpannya sehingga air [menjadi] hangat," terang Jannah.

Paragraf enambelas dari tulisan tersebut - Foto: Pribadi
Paragraf enambelas dari tulisan tersebut - Foto: Pribadi
Penulis masih menggunakan cara ini sekali lagi (paragraf enambelas) sebagai upaya untuk membuat tulisan sepanjang 19 paragraf ini menjadi "hidup"—usaha menjauhkan datangnya kantuk atau perasaan bosan atas suguhan teknis.

Sebagai penutup, Anda ingin tahu bagaimana Fellycia memungkaskan "umbar" promotif atau menyodokkan barang "jualan"nya? Saya layak mengutip penuh apa yang diungkap dalam paragraf penutup ini:

Rumah bernama Bangsring Breeze ini adalah tempat yang tepat untuktetirah. Tempat untuk mendaraskan syukur atas anugerah alam yang begitu indah, sembari berjanji merendahkan hati.

Paragraf penutup dari Fellycia Novka Kuaranita - Foto: Pribadi
Paragraf penutup dari Fellycia Novka Kuaranita - Foto: Pribadi
Hm... manis, kan?

Sebagaimana saya mendapat pembelajaran dari artikel ini, dan membagikannya di sini, demikian saya menghampar harapan agar Anda juga dapat memetik sesuatu dari bagaimana Fellycia Novka Kuaranita mengolah kata, mengantar rasa, dan menuliskan review ini. Kiranya berkenan.

"Hai, Fellycia. Salam kenal. Boleh salaman denganmu?" []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun