Selanjutnya, biasalah, penulis harus "jualan" produk. Namun, Fellycia pandai menyuguh dan memilin kata dengan keterampilan bertutur yang detail, sehingga Anda masih bisa membaca "kisah", bukan sekadar "data", tentang berbagai tipe kamar yang tersedia di resor tersebut.
Ketika hendak mengalihkan fokus bahasan, pada paragraf kedelapan, penulis kembali menyuguhkan penggalan percakapan:
"Oh ya, kami punya sepeda yang bisa dipakai untuk berkeliling desa. Di belakang penginapan ada ladang, kebun jati, dan kebun kopi," kata Tanti, salah satu pegawai Bangsring Breeze.
Penggalan percakapan untuk ketiga kalinya digunakan pada paragraf kesebelas, "Untuk dasar kolam renangnya, saya menggunakan batu alami yang menyerap panas pada siang hari. Di malam hari, batu-batu itu mengeluarkan panas yang disimpannya sehingga air [menjadi] hangat," terang Jannah.
Sebagai penutup, Anda ingin tahu bagaimana Fellycia memungkaskan "umbar" promotif atau menyodokkan barang "jualan"nya? Saya layak mengutip penuh apa yang diungkap dalam paragraf penutup ini:
Rumah bernama Bangsring Breeze ini adalah tempat yang tepat untuktetirah. Tempat untuk mendaraskan syukur atas anugerah alam yang begitu indah, sembari berjanji merendahkan hati.
Sebagaimana saya mendapat pembelajaran dari artikel ini, dan membagikannya di sini, demikian saya menghampar harapan agar Anda juga dapat memetik sesuatu dari bagaimana Fellycia Novka Kuaranita mengolah kata, mengantar rasa, dan menuliskan review ini. Kiranya berkenan.
"Hai, Fellycia. Salam kenal. Boleh salaman denganmu?" []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H