2. Halaman Belakang
Tak jauh berbeda, kita juga perlu mengusahakan adanya tanah terbuka di halaman belakang rumah. Selain bagus untuk sirkulasi udara, kita bisa memanfaatkannya untuk bercocok tanam sederhana skala rumah tangga atau menghijaukannya dengan tanaman lain. Selain itu, apa lagi? Kita bisa melakukan dua hal penting, yaitu membuat lubang biopori dan memanen air hujan.
Lubang biopori selain bermanfaat untuk mengurangi terjadinya genangan, juga menjadi jalan air agar segera teresap ke dalam tanah. Melalui lubang biopori ini juga, kita sekaligus membuat sampah organik dan kompos, sehingga akan menyuburkan tanah.
[caption id="attachment_414006" align="aligncenter" width="500" caption="Manfaat Lubang Resapan Biopori (Sumber: biopori.com)"]
Untuk membuat lubang biopiri tidaklah sulit. Agar praktis, coba deh simak video berikut ini. Oya, lubang biopori juga bisa kita dibuat di halaman depan rumah loh.
Di halaman belakang rumah, kita juga bisa memanen air hujan. Warga Dusun Bunder di lereng Gunung Merapi melakukannya dengan cara membentangkan selembar kain yang keempat sudutnya diikatkan pada tiang-tiang yang kokoh. Bila hujan turun, air akan mengumpul di tengah kain lalu menetes ke ember atau panci yang sudah disiapkan di bawahnya. Dari sini, air akan ditabung di botol atau tempat penyimpanan untuk keperluan sehari-hari dan bekal menghadapi musim kemarau.
Jika itu hal yang ribet, cara gampang sebenarnya bisa kita lakukan, yaitu dengan membuat talang air. Air yang terkumpul kemudian disalurkan ke bak atau tong yang sudah disiapkan secara permanen atau semi permanen. Hasil panen hujan ini bisa kita gunakan untuk menyiram tanaman saat hujan tidak turun. Hemat air, kan?
3. PDAM? Yes!
Sebelum masuk ke dalam rumah, mari kita bicara tentang sumber air bersih untuk keperluan sesehari. Jika ada pilihan, sangat disarankan untuk menggunakan air dari PDAM, bukan disedot dari air tanah.
Pada setiap bulannya, memang kita harus menganggarkan biaya pembayaran PDAM. Tapi ini tidak mahal kok, malah sangat murah bila dibandingkan dengan menyedot air tanah di mana kita turut berkontribusi menurunkan permukaan air tanah di wilayah kita.
4. Kamar Mandi
Di dalam rumah, ruang pertama yang akan kita kunjungi adalah Kamar Mandi. Di sini, kita bisa berbuat banyak untuk bersahabat dengan air. Pertama, pilihan terbaik untuk mandi adalah menggunakan shower, bukan bathub atau bak mandi. Bathub akan memboroskan air, sebaliknya shower akan memecah air dalam ukuran kecil sehingga efisien dan efektif.
Namun bila "memaksa" kita menggunakan bak mandi, jangan mandi dengan hiruk-pikuk menggelontorkan air. Cara sederhana untuk mengendalikan diri adalah mengisi air ke dalam ember terlebih dahulu. Itu sebagai takaran untuk berhemat. Pada mulanya mungkin akan sulit dan terasa kurang, tapi melalui pembiasaan, kita akan tahu bahwa takaran itu cukup bagi kita. Bahkan secara perlahan, kurangi jatah air dalam ember hingga mencapai jumlah yang pas. Suatu ketika, kita akan menjadi canggih dengan tanpa membutuhkan ember kita dapat mandi dengan penggunakan air yang efisien.
Untuk kloset duduk dengan tangki air yang instan, pilihan terbaik adalah membeli kloset dengan dua pilihan flush (siram), yaitu air kecil dan air besar. Namun bila kloset yang ada hanya memiliki satu pilihan, jangan khawatir. Anda cukup menekan separuh atau secukupnya untuk air kecil.
[caption id="attachment_414007" align="aligncenter" width="500" caption="Dual Flush Toilet (Sumber: homedosh.com)"]
Hm, terasa repot? Mari kita gunakan tips lain yang lebih permanen. Gampang saja, isilah botol air mineral, misalnya ukuran 330 ml atau botol lain berukuran beda, dengan air lalu masukkan ke dalam tangki kloset. Dengan demikian tangki tersebut berkurang daya tampungnya sebesar 330 ml. Kalau kloset itu digunakan 20 kali sehari, maka kita akan berhemat air sebesar 330 ml x 20 perhari. Berapa banyak kita bisa berhemat air selama seminggu, sebulan, atau setahun? Lumayan banget, kan?
5. Cuci-cuci
Mari kita bergeser ke bagian cuci-cuci. Untuk mencuci piring, gelas, dan peralatan makan lainnya, gunakanlah dua ember: ember kotor dan ember bersih. Ember kotor untuk membersihkan sabun cuci, ember bersih untuk membilas. Air bekas ini kemudian bisa kita gunakan untuk menyiram tanaman. Tapi bila Anda tidak menyukai cara ini, baiklah gunakan keran yang memecah air dengan tips jangan membuka keran secara maksimal sehingga air memercik deras ke mana-mana.
Untuk urusan cuci pakaian, bila menggunakan mesin cuci, pilihlah yang hemat air. Serta tentu, jangan menggunakan sabun cuci secara berlebihan. Tips terakhir ini juga berlaku bila Anda mencuci kendaraan.
6. Sikap Mental Penghuni
Terakhir dan paling utama adalah membangun sikap mental seluruh penghuni rumah. Rumah Ramah Air akan terasa menyenangkan dan mudah membentuk perilaku seseorang apabila seluruh penghuninya memiliki sikap mental yang seiring.
Rumah Ramai Air juga membuka peluang diskusi dan edukasi, terutama untuk anak-anak yang mungkin belum memahami latar dan tujuan ini semua dijalankan. Mereka akan bertanya-tanya, dan inilah pintu masuk untuk bercerita betapa penting air dalam kehidupan makhluk hidup dan betapa krusial melakukan gerakan hemat air. Dan aku percaya, kebiasaan baik itu bisa menular.
* * *
Hai Air, semoga kamu tidak bosan mendengarkan kisah ini. Karena aku pun tidak bosan menghargai tugas mulia dan perjalanan panjang yang telah kau tempuh untuk menghidupi kami. Semoga kau betah masuk ke rumahku dan saat harus pergi menempuh perjalanan lain, aku mendapati kau melambai dengan senyum manis untukku. Dan kuucapkan, “Sampai jumpa dengan anak atau cicit dari cicit-cicitku kelak.” Daagg...
{}
Rujukan:
- Dr. Edzard Ruhe: Materi Presentasi Sustainable Consumption & Production (SCP), Januari 2015.
- Ina Liem: Mengambil Aksi Menjaga Paru-paru Bumi. Kompas, 24 April 2015.