MR (11), siswa di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, ditemukan tewas dengan gantung diri di rumahnya.Â
Polisi menyebut motif bunuh diri adalah korban mengalami depresi karena perundungan atau bullying.
Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno menyebut korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya lantaran tak punya ayah. Korban merupakan anak yatim.
Agus menambahkan dugaan ini didasari keterangan pihak keluarga. Sebelumnya, korban sering murung sepulang sekolah.
"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim, tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol," kata Agus, Kamis (2/3).
Atas peristiwa ini, Agus mengimbau kepada masyarakat mencegah terjadinya bullying, baik secara verbal fisik maupun sosial di dunia maya ataupun nyata. Menurutnya korban bullying dapat menjadi tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan.
"Selain dapat merugikan korban perundungan, perbuatan bullying dapat merugikan diri sendiri karena bisa terkena jerat hukum pidana," ujar Agus.
Bagaimana pandangan Islam terkait bunuh diri?
Mahir Ahmad Ash-Shufiy melalui kitabnya An-Nar Ahwaluha wa 'Adzabuha mengemukakan, Islam tidak memperbolehkan dan melarang tindakan bunuh diri, karena hidup dan mati adalah urusan Allah SWT.
Dijelaskan lebih lanjut, sebagai seorang muslim sepatutnya bersabar dan banyak beribadah apabila dilanda masalah serta cobaan, bukan malah memilih untuk mengakhiri hidup.
Allah SWT dalam surah An Nisa ayat 29 melarang manusia untuk membunuh diri sendiri, hal itu dikarenakan Dia menyayangi para hamba-Nya.