Mohon tunggu...
Khumaira Siti
Khumaira Siti Mohon Tunggu... -

student at university

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bambang DH dan Hutang-Hutangnya

13 Agustus 2013   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:20 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kendati telah mencapai banyak hal, Bambang D.H. mengaku masih punya hutang terhadap masyarakat Surabaya. Ia belum puas dengan apa yang telah dicapai Surabaya dalam pembangunannva. Berkali-kali dia menunjukkan model presentasi. "Lihat ini, ada beberapa jembatan di atas Kali Murasaki, tapi tak ada desainnya yang sama," ucapnya menunjukkan presentasinya. Ada yang berbentuk bulatan di tengahnya, ada yang berbentuk lurus dengan lengkung-lengkung. "Indah kan?" ucapnya.

Bagi Bambang, Surabaya yang ideal adalah Surabaya yang sangat ramah bagi warganya. "Banyak fasilitas umum yang gratis dan sangat nyaman untuk dibuat jalan-jalan," ucapnya. Transportasi massal yang aman, murah, cepat, dan menyenangkan akan membuat warga Surabaya tak lagi bingung dengan masalah kemacetan.

Bambang mencontohkan, bila saluran selokan sudah dibuat bersih, hasilnya akan berbeda. Anak-anak akan bebas bermain di selokan sambil mencari ikan atau biota yang hidup di saluran itu. Orangtua tak perlu takut lagi anaknya diare atau terserang penyakit lain karena salurannya sudah bersih. "Ini bisa menjadi penghematan karena orangtua di Surabaya tak perlu lagi mengajak anak-anaknya jalan-jalan ke Tretes, Taman Dayu, atau Batu untuk, mencari kesegaran alam," terangnya. Inilah yang membuat Bambang D.H. masih tetap merasa punya utang kepada Surabaya. Meski sejumlah hal sudah dicapai, namun banyak hal lainnya yang masih kurang. RTH, misalnya. Surabaya sudah memenuhi lebih dari 30 persen RTH dari total ruangnya, namun tetap masih kalah dibanding Singapura. Negara yang berjuluk negeri Singa meski tak punya habitat Singa itu mempunyai total luas RTH lebih dari 40 persen.

Belum lagi soal festival. Surabaya dalam setahunnya mempunyai agenda festival tahunan seperti festival seni Surabaya dan Surabaya Shopping Festival, namun belum ada yang mendunia atau menasional sekalipun. Bambang D.H. mengakui bahwa menjadikan festival tahunan Surabaya sebagai festival nasional, bahkan dunia, memang membutuhkan waktu puluhan tahun. "Tak bisa langsung instan. Tapi, harus tetap dimulai secepatnya," ucapnya. Secara singkat, Bambang D.H membagi utangnya per bidang. Di bidang pendidikan, Bambang D.H. ingin membuat semua sekolah di Surabaya tiap kelasnya maksimal hanya berisi 20 murid. Para gurunya pun minimal lulusan S2. "Inginnya itu sudah terjadi saat ini pada SD, SMP, dan SMA," terangnya.

Di bidang kesehatan Bambang juga . masih merasa punya utang, yakni keinginannya agar semua Puskesmas Surabaya mempunyai kemampuan untuk menyediakan rawat inap yang optimal. Selain itu ia ingin ada dokter spesialis yang praktik di puskesmas. "Bila itu terwujud, masyarakat Surabaya akan cepat mendapat pertolongan bila terjadi kasus penyakit yang berat," jelasnya.

Sedangkan yang masih ingin dicapai Bambang D.H. di bidang lingkungan hidup ada beberapa hal. Yang pertama adalah distribusi taman kota yang juga berfungsi sebagai public sphere ke semua kecamatan. Hutan kota juga ingin ia perbanyak. Kemudian ia juga ingin membuat instalasi pengolah limbah terpadu yang besar untuk menggantikan septic tank di rumah-rumah. "Jadi, limbah benar-benar diolah sehingga air yang balik ke alam kembali bersih juga," - terangnya.

Yang sudah mulai dilakukan adalah penggantian lampu PJU dengan panel surya. Bila semua PJU sudah mempunyai panel surya, tak perlu lagi bayar listrik untuk penerangan jalan. Di penghujung masa jabatannya pada 2010, sekitar 10-an lampu PJU panel surya sudah didatangkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai uji coba.

Utang Bambang D.H. yang paling banyak adalah di bidang pekerjaan umum. Bambang memimpikan saluran tepi di seluruh jalan sambung-menyambung. Di musim hujan, saluran itu bisa menjadi semacam long storage jika laut pasang. "Tapi ini memang proyek jangka panjang, untuk membenahi gorong­gorong sebesar itu," ucapnya.

Selain itu, ia ingin agar penataan instalasi dan utilitas berlangsung terpadu­penanaman kabel PLN, kabel telepon, serat optik, pipa PDAM, dan pipa gas di dalam tanah tidak pating slengkrah-seperti yang sudah berlangsung di Embong Malang dan Jalan Raya Gubeng bisa terwujud di seluruh Surabaya.

Sedangkan di bidang kebersihan dan penataan sampah, yang masih membuatnya jengkel adalah belum kelarnya instalasi LPA Benowo. "Sudah empat tahun sejak lelang diumumkan, dan sekarang sudah ada pemenang, tapi kok belum jadi-jadi juga," katanya, dengan nada jengkel. Untuk pertamanan, Bambang D.H. menginginkan setiap taman dilengkapi "Itu seharusnya menjadi fasilitas standai terangnya.

Dan obsesinya yang terakhir adalah pembangunan instalasi transportasi yang lebih baik. Mulai pembangunan jaringan lalu lintas bawah tanah (under pass), pembangunan halte yang aman dan nyaman, serta tentu saja sistem transportasi massal ,yang baik.

Untuk itu, Bambang D.H. mengatakan bahwa harapan terbesarnya kini bukan lagi melihat Surabaya yang sudah benar-­benar berkualitas dunia: kebersihan dan penanganan limbah, perluasan RTH melebihi Singapura, transportasi massa melebihi kota besar dunia lainnya, dan kualitas kehidupan seperti desa tenang di lereng pegunungan. "Harapan terbesar saya adalah semoga saya memang benar­benar bisa meletakkan pembangunan Surabaya di jalur yang benar," ucapnya.

Bambang D.H. sendiri sebagai wali kota tentu tak sepenuhnya sempurna. Sejumlah kesalahan dan kelemahan masih terlihat di sana-sini. Soal penataan reklame, misalnya. Meski mungkin Bambang tak bersalah, secara langsung, namun tetap sajJa Surabaya adalah kota dengan penataan reklame yang masih semrawut.

Disparitas antardaerah di Surabaya pun masih cukup tinggi. Sebagai contoh adalah Surabaya Utara. Kawasan itu nyaris tak berubah selama sepuluh tahun terakhir, tetap kumuh, macet, dan para pedagang tetap menggelar dagangan hingga memakan badan jalan. Meski memang lebih baik, namun Kalimas hingga kini masih juga sulit disebut bersih.

Tapi, sejumlah capaian yang sudah diraih membuktikan bahwa Surabaya memang telah berada di jalan yang benar. Bambang D.H. pun mempunyai penggemar fanatik. Di antaranva adalah mantan Kadis Peternakan Pemprov Jatim Sigit HanggBno. "Saya pasti akan milih Bambang D.H. di mana pun dia menjabat. Kalau dia wawali, meski wali kotanya adalah Bambang Gentolet, pasti akan baik jadinya," ucapnya, ketika diwawancarai 2 Mei lalu.

Sebuah penghargaan lain yang membuat Bambang cukup bangga berasal dari Jawa Pos. Harian nasional tersebut mentahbiskannya sebagai Person of the decadepada 2010 lalu, sebuah penghargaan yang bisa menunjukkan siapa diri Bambang D.H. Dialah seorang warga Surabaya yang jelas telah memberikan kontribusi signifikan untuk pembangunan Surabaya. Bila Surabaya diibaratkan sebuah kereta, Bambang D.H. telah menempatkan kereta itu di relnya dan telah memberinya tujuan yang jelas.

Sumber: Buku Bambang DH merubah Surabaya (Ridho Saiful Ashadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun