filosofi tumpeng adalah "ditutupi kanti mempeng", (ditutupi dengan baik). Kalau memang ada kekurangan, mari kita tutup bersama. Begitulah pesan mendalam KH. Solachudin Masruri dalam sambutannya pada acara Istighotsah memperingati Harlah (Hari lahir) NU (Nahdlatul Ulama) ke-101 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Brebes, di Gedung PCNU Brebes (28/01).
KH. Solachudin Masruri selaku ketua tanfidziyah PCNU Brebes juga berharap agar semua pengurus PCNU, Badan Otonom (Banom) dan Lembaga, serta semua pengurus di tiap jajaran agar senantiasa kompak.
"Mari bersama mewujudkan tema Harlah kali ini yakni Memacu Kinerja Mengawal Kemenangan Indonesia. Yaitu dengan terus mengawal budaya, mengawal tradisi Aswaja", tegasnya.
Diakhir sambutannya beliau juga mengingatkan para pengurus akan suatu doa yang kiranya dipanjatkan pada tiap peringatan Harlah Nahdlatul Ulama.
"Allahumma sakhirly jami'a kholqika wa mahabbati wa mawadati wa qodhoil hajati, nasrun minallah wa fathun qirib."
Peringatan Harlah NU ke-101 oleh PCNU Brebes, digelar cukup sederhana. Yakni dengan membacakan Istighotsah dan doa bersama yang diikuti segenap pengurus tanfidziyah dan syuriah NU cabang Brebes beserta jajaran pengurus Banom, Lembaga serta perwakilan pengurus Majlis Wakil Cabang (MWC) NU se kabupaten Brebes.
Pada kesempatan yang sama, Rois Syuriah PCNU Brebes KH Hudallah Karim juga menyerukan agar kita senantiasa berkhidmah penuh keikhlasan tanpa 'grundelan'.
"Kita semua yang ditakdirkan menjadi pengurus NU, sudah seyogyanya untuk yakin dan mantap mewakafkan segenap jiwa raga, waktu, biaya dan tenaga untuk NU. Tentunya dengan penuh kesabaran", harapnya.
Beliau juga menegaskan netralitas PCNU Brebes dalam menyikapi Pemilu 2024. Bahkan KH Hudallah Karim mengingatkan kepada semua jajaran pengurus NU agar selalu berjalan tetap pada relnya.