Negeriku murung diterpa musibah. Satu persatu berdatangan tak diundang. Silih berganti meneteskan duka. Lenyapkan ruang gembira tuk sementara
Ditengah wabah ada musibah yang menerpa. Mengundang empati solidaritas sesama. Meski tak seberapa namun sangat berharga. Tak pandang suku, ras dan agama. Semua atas dasar satu Nusa satu bangsa.
Negeriku dirundung duka. Sabar dan tabah harus kujuga. Bukan mengumpat nasib yang kian merana. Masih ada hari esok nan cerah, merenda cita penuh barokah.
Jangan bersedih ibu Pertiwi. Kami masih terjaga dan saling mengasihi. Menolong sesama insani, tanpa pamrih dari lubuk hati.
Indonesiaku tetap jaya, meski badai banyak menerpa. Gelombang besar menerjang prahara. Namob nakhoda semoga kuat dan tetap perkasa. Demi menggapai cita cita bangsa.
Masih ada semangat, masih ada gotong royong yang kuat. Kita masih memiliki jiwa yang terikat. Dalam kebhinekaan yang begitu hebat.
Imam Chumedi, KBC-28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H