Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tabir Kepalsuan

29 Januari 2021   04:56 Diperbarui: 29 Januari 2021   05:01 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Satu persatu noda hitam terlihat, meski selama ini tertutup rapat penuh sekat. Bau busuknya tercium mengundang decak heran. Tak terpikirkan, tak pernah terbayangkan, ada benih benih syaitan di dalam pribadi insan beriman.

Baju dan penampilan tak sepadan. Mulut manisnya menghipnotis banyak umpan. Hanyut dalam sosok yang santun dan Agamawan. Bak oase di terik panas yang menyengat badan.

Namun kini, Tuhan membukakan tabir kepalsuan. Jelas tanpa keraguan. Membukakan mata-mata sayu yang lama termakan bujuk rayu.

Tak ada lagi tipu daya, tak ada lagi drama dan sandiwara, semua kini tampak nyata penuh fakta. Kebusukan tak bisa bertahan lama. Hanya sementara.

Fakta sudah di depan mata. Kebenaran yang hakiki muncul dengan sendiri. Dibalik aksi dan tipu muslihat yang selalu tersembunyi.

Semua sadar, semua harus sabar. Inilah dunia, panggung sandiwara, penuh intrik lika liku tiada duga.

Imam Chumedi, KBC-28 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun