Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelombang Cinta

1 Januari 2021   15:08 Diperbarui: 1 Januari 2021   15:14 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa harus ada luka dihati, kalau kita tak merasa menyakiti atau tersakiti?

Mengapa harus ada curiga, kalau kita tak berbuat apa dibelakang sana?

Mengapa harus merana, kalau kita masih setia dalam cinta?

Mengapa harus marah, kalau benih asmara masih tertanam subur di dada?

Bukankah kita telah mengikat janji suci?
Bukankah kita bersama akan saling memahami?

Bukankah cinta itu tuk saling mengerti?

O Gelombang cinta, masih terus menerpa. Menghinggapi keraguan jiwa yang hampa.
Membuat luka, merana dan prasangka.
Membuncah prahara, menguji keutuhan asmara. Hingga lara, meronta, memutus janji setia.  

Imam Chumedi (KBC-28)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun