Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata-mata yang Terpana

20 Desember 2020   15:55 Diperbarui: 20 Desember 2020   15:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: unsplash.com

Mataku matamu terpana melihatnya, puluhan mata di luar sana juga sama. Menatap tajam pada lirikan matanya, menggoda mempesona jiwa.

Mataku matamu tak berkedip padanya, menatap tajam dari ujung kaki hingga ujung rambut, terpikat oleh pandangan pertama.

Mataku matamu tak pernah bosan memandanginya, ada saja yang mencuri perhatian. Mengalirkan perhatian pada dirinya.

Mataku matamu terbutakan, hingga tak beralih tatapan. Ada daya magnet yang merasuk, ada aura pengasih yang membuat mabuk, hingga bola mata kami tak pernah mengantuk, saat menyusuri bagian tubuhnya yang berlekuk.

Mataku, mata disekeliling kami, rabun olih getar asmara, memikat pesona lirikan Dewi cinta.

Imam Chumedi (KBC-28)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun