Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Puncak Cerita

20 Desember 2020   07:33 Diperbarui: 20 Desember 2020   07:58 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita berada di penghujung cerita. Menyaksikan puncak sandiwara. Semua saling beradu laga, memperebutkan singgasana dan tahta dunia.

Saling sikut, silang sengkarut. Saling injak tanpa bijak, saling tikam-menikam, pudar sudah persaudaraan dan persahabatan. Hilang rasa iba kemanusiaan.

Kau yang dulu tenang kini menghanyutkan. Kau yang dulu diam, kini bringas kejam membungkam. Tak ada lagi ketenangan, tak ada lagi ketentraman.

Bara api itu terus menyala, di setiap relung dada. Bersemayam hawa durjana, menghujam mencari mangsa. Liar dan terus menganga.

Aku yang kecil dan hina. Teronggok tiada guna, terbuang sia-sia. Tertiup angin melanglang buana, hinggap berlindung dari angkara murka. Berharap selamat dari luka nestapa.

Imam Chumedi, KBC-28

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun