Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syetan yang Bersemayam

10 Desember 2020   22:40 Diperbarui: 10 Desember 2020   22:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati mengeras dalam beku. Kaku nan panas penuh gerutu. Tak ada senyum di rautmu. Murka dan bengis tergurat di kerut keningmu.

Api kebencian berkobar menyala-nyala. Tak kan padam walau air telah kusiram. Sia-sia saja. Semua sudah tak terbendung. Bisikan syetan merasuk di dalam jiwa. Bersemayam merusak rasa. 

Mantra kejahatan menyebul pekat. Meniupi telinga yang tak peka pada Kalamullah. Menyatu dalam perilaku yang madharat dlnan bejat. Tak peduli Tuhan akan melaknat kelak di hari kiamat. 

Hati manusia sungguh lemah. Tak berdaya, ikuti tipu daya syaitan yang durjana. Saling mencaci, memaki dan menumpahkan darah. Sungguh, manusia dalam kerugian. Ya rugi karena bisikan syaitan-syetan yang selalu bersemayam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun